Kamis, 19 Agustus 2010

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran: Bahasa Jawa
Kls / Semester: IV / I
Pertemuan ke: II
Alokasi waktu: 2 X 35 Menit (1 pertemuan)
Tema: Membaca


Standar Kompetensi: Siswa mampu membaca dan memahami isi, serta dapat mengomunikasikan dengan berbagai bentuk secara tepat

Kompetensi Dasar: 3. 1 Membaca cepat
3. 2 Membaca tulisan jawa

Indikator: 3. 1. 1 Membaca teks bacaan dengan lancar dan tepat
3. 1. 2 Menjawab pertanyaan bacaan
3. 2. 1 Membaca tulisan jawa yang menggunakan sandangan suku

I. Tujuan pembelajaran
Siswa dapat:
• Membaca teks bacaan dengan lancar dan cepat
• Menjawab pertanyaan bacaan
• Membaca tulisan jawa dengan sandangan

II. Materi ajar
 Teks bacaan
 Tulisan huruf jawa

III. Metode pembelajaran
o Ceramah
o Tanya jawab
o Permainan
o Pemberian tugas

IV. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan awal: 5 menit
Guru memberi contoh membaca dengan benar.
2. Kegiatan inti: 50 menit
• Membaca cerita pada buku masing-masing dengan lancer
• Menjawab pertanyaan bacaan
• Membaca dan menulis jawa
• Permainan
3. Kegiatan akhir: 15 menit
 Mengevaluasi dan meninjau kembali

V. Alat / bahan / sumber belajar
a. Buku aku seneng basa jawa
b. Buku pepak basa jawa
c. Kartu
d. Papan tulis

VI. Penilaian terlampir
A. Tes tertulis
I. Wangsulana pitakon-pitakon ing ngisor iki
1. Piro cacahe embahe Danur?
2. Ono ngendi wae omahe embahe Danur?
3. Kapan Danur sowan daleme embah?
4. Karo sopo Danur sowan daleme embah?
5. Kepriye rasa atine Danur nalika ing daleme embah?
II. Jawaban
1. Cacahe embahe Danur ana papat
2. Mojokerto karo Wonogiri
3. Yen prei semester utawa unggah-unggahan kelas
4. Karo kang mase jenenge Adhi
5. Atine danur bungah banget
B. Maca tulisan jawa








Sekolah: SDN Puri Indah
Tanggal: 28
Bulan: Januari
Tahun: 2010
Guru kelas: Ike rohmawati

Mengetahui


Syahri Ar-Ramadhani
( kepala sekolah )

paradigma pkn

1) Soal: Mengapa diadakan PKN?
Jawab: Pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”. Kerangka sistematik PKN dibangun atas dasar paradigma berikut:
• Pertama, PKN merupakan kurikuler dirancang sebagai subyek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipasif, dan bertanggung jawab
• Kedua, PKN secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, efektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetasi dan terintegrasi dalam substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela Negara.
• Ketiga, PKN secara pragramatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga Negara dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.
2) Soal: Mengapa pancasila masuk PKN?
Jawab: Dalam pembelajaran PKN atau ilmu bela Negara, pancasila merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan, selain ia merupakan dasar Negara, pancasila merupakan kandungan pilar-pilar yang mempengaruhi jiwa bela Negara. Suatu bangsa akan dikatakan berjiwa pejuang jika ia memiliki atau telah memenuhi poin-poin dalam dasar Negara yang telah disepakati dan diresmikan bersama. Selain itu, pancasila merupakan perwakilan sikap masyarakat itu sendiri. Pada saat ir. Soekarno berpidato mengatakan bahwa dasar Indonesia merdeka itu ialah dasar Negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische grondsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa, pikiran yang sedalam-dalamnya yang akan didirikan gedung Indonesia merdeka, ir. Soekarno mengusulkan dasar Negara Indonesia ialah pancasila yaitu:
1. kebangsaan (nasionalisme)
2. kemanusiaan (internasionalisme)
3. musyawarah, mufakat, perwakilan
4. kesejahteraan social
5. keutuhan yang berkebudayaanersebut
kelima point tersebut dibuat dengan berlandaskan sikap masyarakat Indonesia itu sendiri, adapun Pancasila masuk dalam pembelajaran PKN berlandaskan pancasila tersebut yang mewakili sikap masyarakat Indonesia. Dimana yang sering kita temui bahwa masyarakat Indonesia itu berbudaya, dalam menghadapi masalah acapkali mereka bermusyawarah, berbangsa dalam kehidupannya, dan berkemanusiaan yang memiliki arti saling menghormati antara masyarakat yang satu dengan yang lain
3) soal: Bagaimana perkembangan IKN?
Jawab: IKN sendiri ilmu kewarganegaraan yang mengacu pada ilmu politik atau ilmu social politik. Yang mana keduanya (ilmu kewarganegaraan dan ilmu politik) menjadikan PKN (body of knowledge). Dalam perkembangannya menuju pembelajaran yang meliputi ekonomi, politik, social, budaya, dan hak keamanan, rasionalisme dalam IKN dan pendidikan yang mengacu dalam PKN yang sebenarnya civic education serta PPKN yang berlandaskan pancasila memiliki tujuan membela tanah air dan mengarah pada patriotic, dan nasionalisme. Seseorang atau masyarakat yang menguasai ketiganya maka ia telah menguasai atau memiliki jiwa patrilisme atau dapat dikatakan jiwa bangsa / bela Negara.
4) Soal: Apa isi (ruang lingkup) PKN?
Jawab: Berbicara tentang ruang lingkup PKN meliputi beberapa macam aspek, diantaranya:
• Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, kebanggaan dalam menjadi bangsa Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
• Norma, hokum dan peraturan, meliputi: tertib dalam lingkup keluarga, tertib dalam berlalu lintas norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, system hokum dan peradilan nasional, hokum dan peradilan internasional.
• Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban masyarakat, hak dan kewajiban dalam bernegara, nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindunagan HAM.
• Kebutuhan warga Negara, meliputi: hidup gotong royong, kebebasan berorganisasi, kebebasan berpendapat, menghargai keputusan bersama.
• Konstitusi Negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, hubungan dasar Negara dengan kontitusi.
• Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi masyarakat madani, system pemerintahan, pers ala masyarakat madani.
• Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka.
• Globalisasi, meliputi: globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri di Indonesia di era globalisasi.
5) Soal: Bagaimana perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan Indonesia?
Jawab: Perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan sebenarnya tidak dapat dipisahkan dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia, peristiwa ini meninjukkan perjuangan dan semangat kebangsaan tidak dapat dipisahkan. Hamper semua orang diwilayah nusantara ini pernah merasakan bagaimana sakit dan perihnya saat penjajahan berlangsung. Seperti: tanam paksa, kerja romusha.
Ditngah-tengah penderitaan rakyat dalam praktek culture stelsel di negeri belanda sendiri melakukan pembangunan besar-besaran dari hasil keringat rakyat nusantara. Di nusantara mengalami pembodohan dan kemiskinan, munculah suara-suara diparlemen yang ingin membela rakyat dari penjajahan, diantaranya orang-orang yang menang dalam pemilu saat itu, yaitu kaum partai liberal. Diantara mereka adalah:
a. Baron van houvell
b. Edward douwes dekker
c. Mr. van deventer
Mr. van deventer sangat gigih dalam membela kepentingan rakyat Indonesia dan ia berpendapat bahwa belanda memiliki hutang budi yang harus dibayar terhadap bangsa Indonesia. Dan ia mengusulkan agar belanda mengadakan eticshe politic yaitu polotik balas budi yang terdiri dari tiga program edukasi, transmigrasi, dan irigasi. Namun, kenyataannya jauh dari harapan rakyat nusantara.
Akan tetapi pada akhirnya belanda melaksanakan politik tersebut dengan membangun sekolah-sekolah, rumah sakit, dan irigasi. Adanya semua itu bukan semata-mata untuk kepentingan rakyat nusantara belaka. Namun semua itu kembali pada kepentingan belanda sendiri. Efek samping dari perbuatan belanda tersebut memiliki dampak positive bagi bangsa Indonesia.
Sejak inilah muncul kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat nusantara yang sama-sama dalam penjajahan. A. K. pringgodigdo (1991) membagi masa perjuangan menjadi lima dimensi, diantaranya:
a. Pergerakan politik
b. Pergerakan sarekat sekerja
c. Pergerakan keagamaan
d. Pergerakan wanita
e. Pergerakan pemuda
Melalui pergerakan-pergerakan diatas bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.
6) Soal: Apa materi pembelajaran demokrasi?
Jawab: Istilah demokrasi secara eksplisit dinyatakan sebagai tujuan akhir dari system pendidikan nasional di Indonesia. Dalam pembelajaran demokrasi meliputi empat aspek, yaitu:
1. pengetahuan (knowledge), meliputi
• konsep demokrasi
• konsep kewarganegaraan demokratis
• memfungsikan demokrasi (termasuk masyarakat sipil)
• pengaruh masyarakat pada individu
• pengembilan keputusan politik dan membuat undang-undang
• hak-hak dan kewajiban warga negara
• peran partai politik dan kelompok kepentingan
• pilihan untuk partisipasi dan pengambilan keputusan
• bagaimana membpengaruhi pembuatan kebijakan
• masalah-masalah politik saat ini
2. sikap atau pendapat (attitudes / opinions)
 perhatian terhadap persoalan social dan politik
 identitas nasional
 menghormati demokrasi
 menuju warga Negara yang demokratis
 kepercayaan politik (political confidence)
 kemajuan politik (political efficary)
 disiplin pribadi
 loyalitas
 toleransi dan mengenali prasangka sendiri
 menghormati orang lain
 menghargai peradaban bangsa
 nilai-nilai perjuangan bangsa
3. keterampilan dan intelektual (intelektual skill)
o mengumpulkan dan menyerap informasi politik melalui beragam media
o pendekatan kritis terhadap informasi, kebijakan, dan berita
o ketrampilan berkomunikasi
o menjelaskan proses, institusi, fungsi, dan tujuan
o mengambil jalan penyelesaian konflik tanpa kekerasan
o mengambil tangguang jawab
o kecakapan menilai
o membuat pilihan, mengambil posisi
4. keterampilan berpartisipasi (participatory skills)
• mempengaruhi kebijakan dan keputusan
• membangun koalisi dan bekerja sama dengan organisasi
• ambil bagian dalam diskusi politik
• partisipasi dalam proses social dan politik
7) soal: Mengapa ada HAM pada PKN?
Jawab: Manusia merkpakan makhluk social yang tidak bisa hidup sendirian. Manusia hidup ditengah-tengah masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali orang meneriakkan pentingnya perlindungan terhadap HAM. Namun, seringkali orang melindungi haknya malah melanggar hak orang lain. Selain memiliki hak, kita juga memiliki sebuah kewajiban. Kewajiban seorang masyarakat dalam sebuah Negara yang sedang berkembang. Diantara hak yang terdapat pada setiap diri seseorang yaitu:
a. Hak untuk hidup
b. Kemerdekaan dan keamanan badan
c. Hak yang diakaui dalam kepribadiannya menurut hokum
d. Hak mendapat perlakuan yang sama
e. Hak untuk mendapat jaminan hokum dalam perkara pidana
f. Hak untuk masuk dan keluar wilayah Negara
g. Hak untuk dapat memilik suatu benda
h. Hak untuk bebas mengutarakan pendapat
i. Hak bebas memeluk agama
j. Hak untuk merapat dan berkumpul
k. Hak untuk mendapat jaminan social
l. Hak untuk mendapat pekerjaan
m. Hak untuk berdagang
n. Hak untuk mendapat pendidikan
o. Hak untuk turut ikut serta dalam hal kebudayaan masyarakat
p. Hak untuk menikmati kesenian
Penghormatan terhadap hokum dan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak manapun untuk melaksanakan. Pembangunan bangsa dan Negara pada hakekatnya ditujukan untuk memenuhi hak-hak warga negaranya, jadi HAM (hak asasi manusia) merupakan suatu bagian daripada PKN itu sendiri. Dimana PKN merupakan ilmu yang mempelajari dan bertujuan mengubah masyarakat menjadi demokratis.
8) Soal: Bagaiman pembelajaran partisipasi politik?
Jawab: Pembelajaran partisipasi politik pada intinya dapat diartikan sebagai upaya pendidik dalam mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan, dan dan penilaian program. Partisipasi dalam tahap perencanaan yaitu peserta didik dilibatkan dalam kegiatan tersebut, sedangkan partisipasi dalam pelaksanaan program yaitu keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim kondusif belajar. Partisipasi dalam penilaian program yaitu keterlibatan peserta didik dalam penilaian pembelajarn itu sendiri.
Selain itu pembelajaran partisipasi politik dengan cara bermain peran, dengan cara peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan perasaan, sikap, nilai, dan mencba berbagai strategi pemecahan masalah. Sebagai sebuah model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan social. Dengan demikian peserta didik telah diajarkan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
9) Soal: Mengapa perlu paradikma PKN?
Jawab: Pelunya paradigma PKN dikarenakan paradigma PKN merupakan wahana sistemik pendidikan demokrasi. Selain itu dalam paradigma PKN terkandung warga Negara demokratis serta pembelajarn untuk warga yang demokratis, didalam kandungan keduanya terdapat visi dan misi serta strategi yang ketiganya mengacu pada demokrasi. Dalam susunan sitematik demokrasi itu sendiri mengarah pada pembelajaran demokrasi. Yang mana pembelajaran tersebut mengarah pada masyarakat demokratis yang dimaksudkan dalam paradigma PKN itu sendiri. Kandungan dalam visi dan misi paradigma itu sendiri masuk pada pembelajaran yang menuju tujuan demokrasi.
10) Soal: Bagaimana design pembelajaran PKN?
Jawab: Dalam design pembelajaran PKN pembelajaran yang dianggap dapat menjadikan efektif yaitu:
a. Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah Sosial (Social Problem Solving)
Dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan “aktor sosial” (social actor). Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang aktor sosial yang baik adalah mengambil keputusan secara nalar atau well informed and reasoned decision making (Banks, 1978). Kemampuan tersebut akan tercermin melalui proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individual maupun kolektif.
Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah sosial. Dengan strategi itu pembelajaran diskenariokan untuk melibatkan peserta didik dalam praktek pemecahan masalah sosial, khususnya yang berkenaan dengan berbagai aspek kebijakan publik secara kolektif. Sebagai contoh selanjutnya akan dipaparkan strategi pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial yang terkait pada status, peran, dan tanggung jawab warga negara dalam konteks kebijakan publik.
Contoh ini dipilih karena masalah kebijakan publik merupakan isu sosial yang bersifat generik yang dapat didekati secara interdisipliner. Oleh karena itu kerangka konseptual model ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk berbagai disiplin ilmu-ilmu soaial seperti geografi sosial, sejarah, hukum, administrasi negara, politik, ekonomi, antropologi, sosiologi, dan kriminologi.
Aktor sosial mampu mengambil keputusan secara bernalar.
Keterampilan Pemecahan Masalah
1. Kerangka Pikir
Pembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu wahana pendidikan demokrasi. Dalam konteks wacana internasional di Indonesia pembelajaran itu masih termasuk ke dalam paradigma knowing democracy yakni pembelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan pengetahuan demokrasi. Di negara lain seperti USA, New Zealand, sudah berada pada paradigma building democracy yakni pembelajaran yang menitik beratkan pada penyiapan warga negara agar komit terhadap penerapan dan pengembangan demokrasi. Untuk mencapai paradigma yang kedua itu perlu melalui paradigma doing democracy.
2. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran
a. Kompetensi:
Model ini sangat potensial untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan “mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan publik secara nalar (kritis, kreatif, antisipatif) dan bertanggungjawab (semata-mata untuk kepentingan publik-pro bono publico), secara demokratis”.
b. Tujuan Pembelajaran:
Melalui model ini siswa diharapkan:
Kemampuan mengambil keputusan secara bernalar, bertanggungjawab dan demokrat
o Peka;
o Tanggap;
o Mampu memecahkan, masalah
o Mampu mengambil keputusan secara kolektif;
Adapula Pembelajaran PPKn melalui pendekatan andragogi. Seperti:
a) Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan
kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih lebih sebagai fasilitator.
.Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus memiliki kemampuan untuk membantu guru dalam memahami dan mengembangkan substansi tiap mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Menurut Malik Fajar (2004: 4) sejak tahun 1994, pembelajaran PKn menghadapi berbagai kendala dan keterbatasan. Kendala dan keterbatasan tersebut adalah: (1) masukan instrumental (instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kualitas guru serta keterbatasan fasilitas dan sumber belajar, dan (2) masukan lingkungan (instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kondisi dan situasi kehidupan politik negara yang kurang demokratis. Beberapa petunjuk empiris menyangkut permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut. Pertama, proses pembelajaran dan penilaian dalam IPS lebih menekankan pada aspek instruksional yang sangat terbatas, yaitu pada penguasaan materi (content mastery). Dengan kata lain lebih menekankan pada dimensi kognitifnya sehingga telah mengabaikan sisi lain yang penting, yaitu pembentukan watak dan karakter yang sesungguhnya menjadi fungsi dan tujuan utama PKN. Kedua, pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk berkembangnya pengalaman belajar siswa yang dapat menjadi landasan untuk berkembangnya kemampuan intelektual siswa
Menurut Malik Fajar (2004: 6-8) bahwa PKn sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab, PKn memiliki peranan yang amat penting. Mengingat banyak permasalahan mengenai pelaksanaan PKn sampai saat ini, maka arah baru PKn perlu segera dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk standar nasional, standar materi serta model-model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai arah baru yaitu:
Pertama, PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang relevan, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya, yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai, dan perilaku demokrasi warganegara. Kemampuan dasar terkait dengan kemampuan intelektual, sosial (berpikir,bersikap, bertindak, serta berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat). Substansi pendidikan (cita-cita, nilai, dan konsep demokrasi) dijadikan materi kurikulum PKn yang bersumber pada pilar- pilar demokrasi konstitusional Indonesia.
Kedua, PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik. Pembangunan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warga negara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan (civic intelligence), tanggungjawab (civic responsibility), dan partisipasi (civic participation) warga negara sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
Ketiga, PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan pertisipatif dengan menekankan pada pelatihan penggunaan logika dan penalaran. Untuk memfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan belajar interaktif yang dikemas dalam berbagai bentuk paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari lingkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung. Di samping itu upaya peningkatan kualifikasi dan mutu guru PKn perlu dilakukan secara sistematis agar terjadinya kesinambungan antara pendidikan guru melalui LPTK,
Keempat, kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman, sikap, dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui ”mengajar demokrasi” (teaching democraty), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup berdemokrasi (doing democray). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kendali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga dapat lebih berhasil di masa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
11) Berilah contoh permasalahan pada PKN dan seesuaikan dengan materi minimal 4 permasalahan!
a) Suatu ketika seorang warga memiliki pohon managga yang sedang berbuah lebat sehingga pohon tersebut tidak kuat untu menahaninya dan pohon tersebut mengarah pada pekarangan tetangga. Tetangga yang memiliki pekarangan merasa terganggu dengan adanya pohon mangga yang sampai pada pekarangannya. Jika menurut hokum tetangga tersebut sah-sah saja untuk memotong. Namun, disisi lain ternyata istri pemilik mangga sedang ngidam mangganya tersebut. Permasalahan ini mangacu pada materi HAM
b) Dalam suatu pertemuan terdapat perbedaan pendapat, akan tetapi perbedaan tersebut dapat diatasi dengan cara ditengahi. Setiap individu memiliki hak untuk berpendapat dan hak untuk dihormati, hal tersebut mengacu pada system demokrasi
c) Suatu ketika kenaikan kelas disekolah menengah 3, setiap kelas diadakan sebuah pemilihan ketua kelas, masing-masing kelompok memiliki delegasi dua orang untuk dijadikan calon ketua kelas dan wakilnya. Akan tetapi setiap kelompok menginginkan masing-masing delegasinya jadi. Pada saat inilah diambil jalan votting untuk memilih dengan baik. Namun, dari masing-masing pihak tetap saja memginginkan calon yang mereka ajukan. Dalam hal ini mengacu pada demokrasi
d) Suatu ketika sebuah kabupaten mengadakan pergantian bupati dan wakilnya, setiap masyarakat memiliki hak untuk memilih. Suatu ketika pada hari pemilihan ada salah seorang warga tidak berangkat untuk memilih siapa yang akan jadi pemimpinnya. Tetangganyapun bertanya padanya mengapa ia tidak hadir dalam pemilihan tersebut, seorang warga tersebut mengatakan bahwa ia memiliki hak untuk tidak memilih. Dalam hal ini seorang warga tersebut telah menerapkan materi tentang partisipasi social yang apatis
e) Dalam berdagang pak tono selalu mengambil keuntungan sebanding dengan harga barang yang ia ambil. Jika ada seorang pembeli yang menawar selau saja ia mengutarakan banyak alasan, sampai-sampai ia membohongi sang pembeli. Dalam hal ini pak tono telah menerapkan tentang politik

Senin, 16 Agustus 2010

BERPETUALANG DENGAN MESIN PENCARI EDUCATION.ISEEK.COM

1) Lakukan ekspermen pencarian infirinsi dengan mengguanakan salah satu mesin pencari
2) Jelaskan teknik penelusuran atau pencarian yang bisa anda lakukan dengan mesin tersebut
3) Lakukan pencarian eksperimen info dan masukkan kata kunci carian bahasa Indonesia dan inggris. Amati hasil yang diberikan oleh mesin pencari tersebut. Buatlah analisis kelebihan dan kekurangan dengan membandingkan google
JAWABAN
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika) saat ini sangat pesat sekali. Perkembangan teknologi tersebut telah menciptakan suatu revolusi yang disebut dengan revolusi informasi, dunia sekarang terikat menjadi satu oleh sistem elektronik yang menyalurkan berita dan data dengan kecepatan cahaya ke seluruh tempat di dunia ini.
Revolusi informasi yang merupakan gabungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah sumber kekayaan tidak lagi berupa materi-seperti pada revolusi industri- tetapi berupa informasi, pengetahuan yang diterapkan pada pekerjaan untuk menciptakan suatu nilai. Siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia.
Informatika sebagai suatu ilmu dan komputer sebagai suatu alat telah memunculkan banyak istilah-istilah baru yang kian hari kian bertambah.
Dengan adanya penguasaan materi ataupun keahlian tentang informatika maka akan mudah untuk terjun dalam dunia kerja. Tak heran jika kursus computer sangat banyak diminati oleh pelajar. Pasalnya, dalam kesehariannya tak lepas dari dunia informasi serta dunia maya. Terlebih saat ini banyak kegiatan yang selalu memerlukan hal tersebut

II. POKOK BAHASAN
a. Pengertian mesin pencari education. Iseek. Com
b. Kelebihan yang dimunculkan oleh mesin pencari education. Iseek. Com
c. Langkah-langkan penelusuran
d. Percobaan atau pembuktian
III. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
iSEEK ™ Pendidikan adalah mesin pencari yang ditargetkan bahwa mengkompilasi ratusan ribu sumber daya otoritatif dari universitas, pemerintah, dan mendirikan penyedia non-komersial. ini menyediakan tabungan cerdas cari-waktu dan sebuah perpustakaan berbasis web pribadi untuk membantu Anda menemukan hasil yang paling relevan dengan segera dan menemukan mereka dengan cepat kemudian.
Dikatakan pula mesin yang bernama education iseek ini merupakan mesin pencarian yang dapat menghubungkan kita dengan sesuatu yang kita cari. Pada mesin ini merupakan sebuah program bahasa inggris. Ketika kita memasukkan sebuah kata kunci apapun maka ia akan menjawab atau muncul sebuah persepsi dengan bahasa inggris. Namun, pada bagian samping halaman ini terdapat banyak menu yang memudahkan kita untuk memilih apa saja yang kita butuhkan.

B. KELEBUHAN DAN KELEMAHAN YANG DITONJOLKAN
Mesin pencari ini memiliki sebuah keunikan tersndiri, seperti halnya pada halaman pertama ia menawarkan penelusuran melalui web ataupun sharring dengan education. Dua persepsi yang berbeda namun dalam satu wadah.

Dengan sebuah kata kunci sederhana kita dapat mengakses banyak informasi tentang itu, dalam pemunculan jawaban penemuan yang kita cari, mesin ini menawarkan banyak hal yang menghemat waktu kita. Pasalnya mesin ini tidak hanya menjawab apa yang kita cari sesuai dengan kata kunci yang kita masukkan, namun ia memberikan banyak pilihan sesuai dengan yang kita butuhkan.
Meskipun mesin ini merupakan mesin dengan program bahasa inggris, tidak menutup kemungkinan jika kita mencari informasi dengan mesin ini. Karrena dalam mesin ini terdapat pilihan berbagai macam bahasa. Sehingga memudahkan kita dalam mencari apa yang kita butuhkan. Ketika kita masukkan kata kunci sederhana mesin ini akan memunculkan berbagai istilah dan permasalahan yang berbeda. Sehingga, kita bisa mendapatkan ide baru yang bermunculan dengan tawaran atau temuan yang ada dari mesin tersebut.
Sedangkan kelemahan mesin pencari ini adalah tidak adanya program chatting, buku, dan yang lainnya. Dimana kita tetap dapat berhubungan dengan orang lain
C. LANGKAH-LANGKAH PENCARIAN
1. Memasukan alamat http://education.iseek.com, maka akan muncul sebuah beranda education

2. Setelah muncul beranda masukkan kata kunci sederhana yang akan dicari


3. kemudian pilihlah jalur pencari yang telah ada pada beranda tersebut (web/education)
4. setelah itu klik iseek yang berada di samping kotak kunci pencari, maka akan muncul beranda

5. setelah muncul beranda penemuan, carilah apa yang akan kamu inginkan. Jika yang kamu kehendaki merubah bahasa, maka disampeng penemuan itu telah terdapat beranda dan anda tinggal mengklik bagian yang diinginkan.
D. PERCOBAAN/PEMBUKTIAN
Pada penelitian atau pembuktian ini dapat dikatakan bahwa mesin pencari education iseek memiliki kelebihan yang banyak jika dibandingkan dengan mesin pencari google, education iseek menawarkan banyak manfaat dan kelebihan antara lain:
• Kemudahan dalam pencarian sangat kongkrit
• Dalam pemilihan bahasa sangat mudah untuk menggantinya dan penemuannya lebih rinci dan runtut
• Dalam melakukan pencarian, system ini secara langsung akan memunculkan apa yang kita harapkan terlebih mesin ini dapat memunculkan ide lain
Contoh:
Dalam penelusuran kata kunci sederhana misalkanlah pendidikan maka ia akan memunculkan dalam dua persepsi seperti:
EducationIndonesia.Network has been created to bring together education information, resources, articles, and feedback from the general education community. We provide education development information and resources in the areas of education technology, scholarships, School-Based Management, education policy, etc.
We also provide student and teacher forums and many other avenues for visitor participation including the posting of articles from the field. The main purpose of the site is to assist education practicioners and learners in the field. [New Visitors]

Pendidikan.Network ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringan komunikasi forum bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminat lainnya. [Informasi Langganan Baru]
Sungguh sangat berbeda saat kita masuk dalam pencari google, dalam halaman pertama ia telah menawarkan banyak pilihan diantaranya web, gambar, berita, buku, blog dan juga gmail. Memang sangat lengkap. Namun dalam penelusuran sebuah kata kunci google acapkali memberikan sebuah proporsi ganda atau dapat dikatakan ia memberikan penemuan yang berulanng
Contoh:
Dalam penelusuran salah satu kata kunci google akan memberikan proporsi yang sangat sederhana meski kita terkadang kurang jeli dan memperhatikannya terkadang dalam penerjemahannya ia sering kali tidak sistematis atau dapat dikatakan amburadul seperti halnya:



IV. KESIMPULAN
Dari penelitian atau pembuktian diataas dapat disimpulkan bahwa mesin pencari education iseek sangat praktis dan juga mempermudah kita dalam pencarian sebuah kata kunci sederhana. Selain memiliki kelebihan yang banyak fungsi education iseek merupakan mesin pencari yang sistematis, dapat mempersingkat waktu dan juga memiliki proporsi yang mudah didapat dan dapat menjangkau waktu singkat dalam kepentingan tertentu. Meski dalam mesin ini telah terprogram English, namun didalamnya terdapat banyak banyak pilihan yang kita inginkan.
V. PENUTUP
Dalam era globalisasi terdapat banyak kemajuan yang memberikan tantangan terhadap generasi masa sekarang, dimana dalam era ini banyak sitem-sistem baru yang selalu lekat dalam kehidupan kita. Contoh kecil informatika dan juga yang lainnya. Sekali lengah maka akan tertinggalah kita.

Berjama’ah

Kuambil sarung sajadah
Kupergi ke mushola
Ku kerjakan shalat dengan jama’ah
Pahala berlipat ganda
Reff:
Ayo kawan beribadah
Ayo shalat berjama’ah
Sholat jama’ah berlipat ganda
Dua puluh tujuh derajat….2x

El-rachma

psikologi anak

1) Paham lama menganggap anak adalah “orang dewasa dalam bentuk kecil”.
a. Apa maksud dari anggapan tersebut?
b. Apa implikasi dari paham tersebut bagi perkembangan anak?
2) Lingkungan sangat Berpengaruh terhadap pola dan minat belajar anak dalam segi kontruktivistikterdapat komponen penting yaitu learning community
a. Apa arti penting learning community bagi anak atau individu?
b. Bagaimana langkah-langkah membangun learning community?
3) Fenomena sekarang menunjukkan semakain banyak anak acuh kepada lingkungan
a. Coba saudara analisis beberapa aspek psikologis yang menjadi penyebab dari fenomena tersebut
b. Bagaimana langkah-langkah penanganannya?
4) Saat ini tengah dikembangkan home scooling untuk kelompok anak tertentu.
a. Apa kelebihan dan kelemahan dari model ini?
b. Apa dampak psikologis dari system pembelajaran ini bagi anak?
5) Developmentally appropriate practice (DAP) merupakan pendekatan pendidikan yang patut dan menyenangkan bagi anak
a. Apa urgensi dari pendekatan tersebut?
b. Meskipun banyak pendidik sudah memahami konsep ini, mengapa banyak diantara mereka masih kesulitan menerapkannya? Apa kendala yang mereka hadapi?
JAWABAN
1) Paham lama yang menganggap anak merupakan “orang dewasa dalam bentuk kecil”
a. Usaha pendidikan anak, telah sejak dulu dilaksanakan. Tetapi tersebut belum memandang anak sebagaimana seharusnya. Pada waktu itu belum terdapat pengetahuan bahwa dalam pendidikan anak diperlukan pengetahuan tentang seluk beluk kehidupan anak terlebih pada kehidupan jiwanya. Namun, pada waktu itu anak dipandang sebagaimana manusia dewasa namun, dalam bentuk kecil. Pada sebuah keluarga sendiri pembagian dalam bentuk apapun selalu disamakan. Akan tetapi ada perbedaan porsi. Padahal dalam hal ini tidaklah dapat dikatakan benar, karena dalam ukuran baju, makanan, creak pakaian, dan lain-lain untuk anak ada bagiannya tersendiri yang telah dirancang khusus anak. Pada abad ke-XVII, seorang pendidik yang pertama berfikir bahwa anak tidak dapat dikatakan sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil. Dengan demikian pengajaran dalam bentuk abstrak terlebih dahulu dipelajari pengajaran dalam bentuk kongkrit. Pada abad XIX (masa perkembangan ilmu jiwa), mulai timbul aliran-aliran dalam ilmu jiwa anak. Pada paham sekarang anak tidak lagi dikatakan manusia dewasa dalam bentuk kecil, karena ia memiliki sifat berlainan dengan orang dewasa. Sehingga pertumbuhannya dalam menuju masa dewasa terdapat norma-norma tertentu, dengan demikian seorang anak masih selalu bergantung pada orang yang lebih tua darinya. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam perkembangannya anak memerlukan tahap-tahap yang harus dilewati dengan bimbingan orang tua.
b. Implikasi dari paham tersebut bagi proses pendidikan anak sangat baik apabila ditinjau dari paham lama, kita lihat jika anak terus menerus diperlakukan manja, maka perkembangannya tidak akan dapat berkembang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun, jika kita tinjau dari paham sekarang implikasi tersebut sangat berpengaruh pada proses pendidikan anak. Diketahui bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Namun anak merupakan seorang yang memiliki dunianya sendiri, dan juga mengalami perkembangan baik secara jasmani maupun rohani, dan juga mereka masih perlu mengembangkan potensi kognitif, efektif, dan psikomotoriknya. Sehingga anak harus menempuh pendidikan sedini mungkin. Dengan cara belajar sambil bermain atau sering kita dengar dengan sebuatan play group.
2) Dalam strategi konstruktivistik terdapat learning community.
a. Learning community atau sering kita dengar dengan sebutan LC atau komunitas belajar merupakan konsep terciptanya suatu kelompok belajar dalam sekolah. Yaitu merupakan proses mengajar dan mengajarkan antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, atau bahkan dapat terjadi antara warga sekolah dengan warga luar sekolah, agar prestasi belajar dapat ditingkatkan. Dalam metode ini siswa dibebani tangguang jawab dalam mempelajari materi dan menyampaikannya pada kelompok belajarnya. Jadi, belajar yang dihasilkan akan efektif
b. Langkah-langkah dalam membangun learning community diantaranya:
• Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik, sehingga dapat dipelajari dengan mudah
• Bentuk sub-sub kelompok dan tentukan ruang yang tenang dan nyaman untuk proses belajar mereka
• Beri petunjuk atau intruksi yang jelas pada pemandu siswa dalam belajar dan dalam penjelasan materi harus dengan cermat. Akan tetapi berilah arahan semacam berikut:
a) Jelaskan isinya
b) Buatkan contoh ilustrasi atau penerapan informasi
c) Kenali hal-hal yang tidak kalian setujui
d) Bantahlah apa yang ada dalam isi teks tersbut, dan buatlah sudut pandang yang bertentangan
e) Nilailah seberapa baik kalian memahami materinya
• Berikan tugas pada anggota kelompoknya, misal fasilitator, pengatur waktu, dll
• Perintahkan siswa untuk kembali ketempat masing-masing dan lakukan salah satu hal berikut:
o Membahas materi secara bersama
o Beri siswa pertanyaan kuis
o Dapatkan pertanyaannya
o Perintahkan siswa untuk menilai seberapa baik mereka memahami materi
o Sediakan latihan penerapan untuk menguji kepahaman mereka
Dalam learning community lebih ditekankan pada pendekatan kooperatif, dimana siswa diminta untuk kerja sama secara berkelompok dalam menyelesaikan tugasnya. Agar terjadi sebuah interaksi dan kerja sama yang baik antar individu dalam kelompok.
3) Fenomena sekarang menunujukkan anak yang acuh tak acuh terhadap lingkungan.
a) Beberapa aspek psikologis yang menjadi penyebab dari fenomena sekarang yang menunjukkan bahwa anak semakin acuh dengan lingkungannya, sebagai berikut:
1. Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga mengakibatkan gangguan pada perkembangan komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi, sensoris, dan belajar. Biasanya, gejala seperti ini sudah mulai tampak pada anak berusia 3 ta hun
Interaksi social pada anak autisme dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
a. Menyendiri (aloof) : banyak terlihat anak menarik diri , acuh tak acuh, dan akan kesal bila didekati
b. Pasif : dapat didekati dengan pendekatan dengan cara bermain yang disesuaikan dengan kesukaannya
c. Aktif tapi aneh : secara spontan ia mampu berinteraksi dengan teman ebayanya, namuun sering kali terlihat berbeda dengan anak yang lain atau lebih tepatnya aneh
2. Hereditas dan lingkungan
hereditas sering disebut dengan faktor penurunan dari homogenitas orang tua, atau dikatakan pewarisan karakteristik individu orang tua. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetik. Yang mana kita ketahui bahwa masing-maing individu lahir dengan hereditas yang berbeda-beda. Semua itu dapat dikatakan bahwa karakteristik seorang individu diperoleh dari penularan genetic orang tua. Selain dari pada itu, individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis, maupun lingkungan social. Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua sangat penting dalam pertumbuhan anak. Namun, jika kita tilik pada zaman sekarang banyak anak yang dikenalkan dengan sesuatu yang membahayakan, dimana polusi terdapat dimana-mana sehingga mengakibatkan anak acuh tak acuh terhadap lingkunagan.
3. Perkembangan psikologis anak
Aspek psikologis berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan. Seperti halnya, kemampuan anak bermain dan berinteraksi dengan sebayanya. Dengan mengetahui aspek atau fase-fase yang harus dilalui oleh anak, orang tua dan pendidik akan dapat merancang latihan atau yang lain sehingga dapat mengantarkan anak berkembang secara seimbang
b) Langkah-langkah penanganan dari fenomena diatas adalah
1. Gangguan anak autistme dapat diatasi dengan cara-cara berikut:
 Terapi
 Pendekatan edukatif
 Terapi perilaku
 Psikoterapi
2. Melihat fenomena diatas, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena orang tua merupakan sumber awal dari pembelajaran anak sebelum anak mengenal lingkungannya
3. Kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya dengan cara bermain. Orang tua dan pendidik yang berwenang dalam perkembangan anak memiliki peran penting dalam kegiatan bermain anak. Dalam permainan ini anak memerlukan bimbingan sehingga dengan demikian secara tidak langsung anak akan terarah
4) Dikembangkannya home scooling.
a. Kelebiahan dan kelemahan home scooling
1. Kelebihan home scooling:
• Adaptable, artinya esuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga
• Mandiri, artinya home scooling memberikan kemandirian bagi anak dalam perkembangannya
• Potensi yang maksimal, memaksimalakan potensi anak tanpa batas waktu seperti yang terdapat disekolah
• Siap terjun pada dunia nyata, outputnya lebih mempersiapkan terjun pada dunia nyata, karena dalam pembelajaran home scooling lebih dekat dengan kegiatan sehari-hari
• Terlindung dari pergaulan yang menyimpang, terdapat kesesuaian anak dengan keluarga
• Ekonomis, biaya pendidikan dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga
2. Kelemahan home scooling:
o Membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tnggi dari orang tua
o Ketrampilan dan dinamika bergaul dengan teman sebaya relative rendah
o Terdapat resiko kurangnya bekerja sama dengan tim, terlebih organisasi, dan lainnya
o Proteksi berlebihan dari orang tua dapat menjadi efek samping ketidak mampuan menyelesaikan masalah
b. Dampak-dampak psikologis dari sistem hoeme scooling bagi anak antara lain adalah:
1. Dilihat dari segi emosionalnya yang dikaitkan dengan ketakutan pada lingkunggan sekolah:
 Takut dengan situasi secara menyeluruh
 Takut aspek khusus lingkungan sekolah
 School phobia, menyebabkan anak menolak untuk pergi ke sekolah
2. Dilihat dari segi fantasinya
• Tidak dapat memahami dan menghargai kultur orang lain
• Tidak dapat keluar dari ruang dan waktu
• Tidak dapat melepaskan diri dari masalah
• Tidak dapat mencari keseimbangan batin
• Tidak dapat membuat perencanaan untuk dilaksanakan hari esok ataupun jangka panjang.
5) Developmentally appropriate practice (DAP) merupakan pendekatan yang patut dan menyenangkan bagi anak.
a. Urgensi dari pendekatan tersebut adalah untuk memungkinkan para pendidik untuk memperlakukan anak sebagai individu yang utuh. Dengan melibatkan 4 komponen dasar pada diri masing-masing anak, antara lain pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sifat alamiah (dispositions), dan perasaan (feelings). Keempat komponen tersebut sangat berkaitan maka dari itu system pembelajaran dengan konsep DAP dianggap dapat mempertahankan bahkan meningkatkan gairah dan semangat peserta didik. Pasalnya, keempat komponen yang dilibatkan telah mewakili serta mengiringi proses belajar mereka, yang mana empat komponen tadi sangatlah memberi pengaruh.
b. Kendala yang dihadapi para pendidik dalam penerapan konsep DAP adalah
a) Faktor guru yang masih banyak menggunakan cara lama (tradisional) dalam proses pembelajarannya. Dalam penerapannya dilapangan masih banyak mengabaikan prinsip pengajaran yang memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, atau dengan istilah lain mengabaikan prinsip yang mengacu kepada asas Developmentally Approapriate Practice (DAP). Guru terpaku kepada bidang kognitif sehingga tugas yang diberikan kepada anak jauh melebihi kemampuannya
b) Ketidak sinambungan isi kurikulum, tujuan, metode dan evaluasi. Akibatnya terjadi penurunan kualitas pengajaran. Hal ini terlihat dari jumlah waktu aktif belajar atau berlatih.Rendahnya pemanfaatan waktu belajar juga merupakan indikator rendahnya efektivitas dalam pembelajaran
c) Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran tidak dicantumkan secara ekplisit tentang sekuens tugas gerak yang memodifikasi substansi pengajaran, isi materi, fasilitas, alat sarana dan prasarana pembelajaran. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa.

tentang pkn

1) Mengapa diadakan PKN?
Pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”. Kerangka sistematik PKN dibangun atas dasar paradigma berikut:
• Pertama, PKN merupakan kurikuler dirancang sebagai subyek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga Negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipasif, dan bertanggung jawab
• Kedua, PKN secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, efektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetasi dan terintegrasi dalam substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela Negara.
• Ketiga, PKN secara pragramatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga Negara dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.
2) Mengapa pancasila masuk PKN?
Dalam pembelajaran PKN atau ilmu bela Negara, pancasila merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan, selain ia merupakan dasar Negara, pancasila merupakan kandungan pilar-pilar yang mempengaruhi jiwa bela Negara. Suatu bangsa akan dikatakan berjiwa pejuang jika ia memiliki atau telah memenuhi poin-poin dalam dasar Negara yang telah disepakati dan diresmikan bersama. Selain itu, pancasila merupakan perwakilan sikap masyarakat itu sendiri. Pada saat ir. Soekarno berpidato mengatakan bahwa dasar Indonesia merdeka itu ialah dasar Negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische grondsag, yaitu fundamen, filsafat, jiwa, pikiran yang sedalam-dalamnya yang akan didirikan gedung Indonesia merdeka, ir. Soekarno mengusulkan dasar Negara Indonesia ialah pancasila yaitu:
1. kebangsaan (nasionalisme)
2. kemanusiaan (internasionalisme)
3. musyawarah, mufakat, perwakilan
4. kesejahteraan social
5. keutuhan yang berkebudayaanersebut
kelima point tersebut dibuat dengan berlandaskan sikap masyarakat Indonesia itu sendiri, adapun Pancasila masuk dalam pembelajaran PKN berlandaskan pancasila tersebut yang mewakili sikap masyarakat Indonesia. Dimana yang sering kita temui bahwa masyarakat Indonesia itu berbudaya, dalam menghadapi masalah acapkali mereka bermusyawarah, berbangsa dalam kehidupannya, dan berkemanusiaan yang memiliki arti saling menghormati antara masyarakat yang satu dengan yang lain
3) Bagaimana perkembangan IKN?
IKN sendiri ilmu kewarganegaraan yang mengacu pada ilmu politik atau ilmu social politik. Yang mana keduanya (ilmu kewarganegaraan dan ilmu politik) menjadikan PKN (body of knowledge). Dalam perkembangannya menuju pembelajaran yang meliputi ekonomi, politik, social, budaya, dan hak keamanan, rasionalisme dalam IKN dan pendidikan yang mengacu dalam PKN yang sebenarnya civic education serta PPKN yang berlandaskan pancasila memiliki tujuan membela tanah air dan mengarah pada patriotic, dan nasionalisme. Seseorang atau masyarakat yang menguasai ketiganya maka ia telah menguasai atau memiliki jiwa patrilisme atau dapat dikatakan jiwa bangsa / bela Negara.
4) Apa isi (ruang lingkup) PKN?
Berbicara tentang ruang lingkup PKN meliputi beberapa macam aspek, diantaranya:
• Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, kebanggaan dalam menjadi bangsa Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
• Norma, hokum dan peraturan, meliputi: tertib dalam lingkup keluarga, tertib dalam berlalu lintas norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, system hokum dan peradilan nasional, hokum dan peradilan internasional.
• Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban masyarakat, hak dan kewajiban dalam bernegara, nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan perlindunagan HAM.
• Kebutuhan warga Negara, meliputi: hidup gotong royong, kebebasan berorganisasi, kebebasan berpendapat, menghargai keputusan bersama.
• Konstitusi Negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, hubungan dasar Negara dengan kontitusi.
• Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi masyarakat madani, system pemerintahan, pers ala masyarakat madani.
• Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka.
• Globalisasi, meliputi: globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri di Indonesia di era globalisasi.
5) Bagaimana perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan Indonesia?
Perjuangan bangsa dan semangat kebangsaan sebenarnya tidak dapat dipisahkan dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia, peristiwa ini meninjukkan perjuangan dan semangat kebangsaan tidak dapat dipisahkan. Hamper semua orang diwilayah nusantara ini pernah merasakan bagaimana sakit dan perihnya saat penjajahan berlangsung. Seperti: tanam paksa, kerja romusha.
Ditngah-tengah penderitaan rakyat dalam praktek culture stelsel di negeri belanda sendiri melakukan pembangunan besar-besaran dari hasil keringat rakyat nusantara. Di nusantara mengalami pembodohan dan kemiskinan, munculah suara-suara diparlemen yang ingin membela rakyat dari penjajahan, diantaranya orang-orang yang menang dalam pemilu saat itu, yaitu kaum partai liberal. Diantara mereka adalah:
a. Baron van houvell
b. Edward douwes dekker
c. Mr. van deventer
Mr. van deventer sangat gigih dalam membela kepentingan rakyat Indonesia dan ia berpendapat bahwa belanda memiliki hutang budi yang harus dibayar terhadap bangsa Indonesia. Dan ia mengusulkan agar belanda mengadakan eticshe politic yaitu polotik balas budi yang terdiri dari tiga program edukasi, transmigrasi, dan irigasi. Namun, kenyataannya jauh dari harapan rakyat nusantara.
Akan tetapi pada akhirnya belanda melaksanakan politik tersebut dengan membangun sekolah-sekolah, rumah sakit, dan irigasi. Adanya semua itu bukan semata-mata untuk kepentingan rakyat nusantara belaka. Namun semua itu kembali pada kepentingan belanda sendiri. Efek samping dari perbuatan belanda tersebut memiliki dampak positive bagi bangsa Indonesia.
Sejak inilah muncul kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat nusantara yang sama-sama dalam penjajahan. A. K. pringgodigdo (1991) membagi masa perjuangan menjadi lima dimensi, diantaranya:
a. Pergerakan politik
b. Pergerakan sarekat sekerja
c. Pergerakan keagamaan
d. Pergerakan wanita
e. Pergerakan pemuda
Melalui pergerakan-pergerakan diatas bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.
6) Apa materi pembelajaran demokrasi?
Istilah demokrasi secara eksplisit dinyatakan sebagai tujuan akhir dari system pendidikan nasional di Indonesia. Dalam pembelajaran demokrasi meliputi empat aspek, yaitu:
1. pengetahuan (knowledge), meliputi
• konsep demokrasi
• konsep kewarganegaraan demokratis
• memfungsikan demokrasi (termasuk masyarakat sipil)
• pengaruh masyarakat pada individu
• pengembilan keputusan politik dan membuat undang-undang
• hak-hak dan kewajiban warga negara
• peran partai politik dan kelompok kepentingan
• pilihan untuk partisipasi dan pengambilan keputusan
• bagaimana membpengaruhi pembuatan kebijakan
• masalah-masalah politik saat ini
2. sikap atau pendapat (attitudes / opinions)
 perhatian terhadap persoalan social dan politik
 identitas nasional
 menghormati demokrasi
 menuju warga Negara yang demokratis
 kepercayaan politik (political confidence)
 kemajuan politik (political efficary)
 disiplin pribadi
 loyalitas
 toleransi dan mengenali prasangka sendiri
 menghormati orang lain
 menghargai peradaban bangsa
 nilai-nilai perjuangan bangsa
3. keterampilan dan intelektual (intelektual skill)
o mengumpulkan dan menyerap informasi politik melalui beragam media
o pendekatan kritis terhadap informasi, kebijakan, dan berita
o ketrampilan berkomunikasi
o menjelaskan proses, institusi, fungsi, dan tujuan
o mengambil jalan penyelesaian konflik tanpa kekerasan
o mengambil tangguang jawab
o kecakapan menilai
o membuat pilihan, mengambil posisi
4. keterampilan berpartisipasi (participatory skills)
• mempengaruhi kebijakan dan keputusan
• membangun koalisi dan bekerja sama dengan organisasi
• ambil bagian dalam diskusi politik
• partisipasi dalam proses social dan politik
7) Mengapa ada HAM pada PKN?
Manusia merkpakan makhluk social yang tidak bisa hidup sendirian. Manusia hidup ditengah-tengah masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali orang meneriakkan pentingnya perlindungan terhadap HAM. Namun, seringkali orang melindungi haknya malah melanggar hak orang lain. Selain memiliki hak, kita juga memiliki sebuah kewajiban. Kewajiban seorang masyarakat dalam sebuah Negara yang sedang berkembang. Diantara hak yang terdapat pada setiap diri seseorang yaitu:
a. Hak untuk hidup
b. Kemerdekaan dan keamanan badan
c. Hak yang diakaui dalam kepribadiannya menurut hokum
d. Hak mendapat perlakuan yang sama
e. Hak untuk mendapat jaminan hokum dalam perkara pidana
f. Hak untuk masuk dan keluar wilayah Negara
g. Hak untuk dapat memilik suatu benda
h. Hak untuk bebas mengutarakan pendapat
i. Hak bebas memeluk agama
j. Hak untuk merapat dan berkumpul
k. Hak untuk mendapat jaminan social
l. Hak untuk mendapat pekerjaan
m. Hak untuk berdagang
n. Hak untuk mendapat pendidikan
o. Hak untuk turut ikut serta dalam hal kebudayaan masyarakat
p. Hak untuk menikmati kesenian
Penghormatan terhadap hokum dan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan dan tidak perlu ada tekanan dari pihak manapun untuk melaksanakan. Pembangunan bangsa dan Negara pada hakekatnya ditujukan untuk memenuhi hak-hak warga negaranya, jadi HAM (hak asasi manusia) merupakan suatu bagian daripada PKN itu sendiri. Dimana PKN merupakan ilmu yang mempelajari dan bertujuan mengubah masyarakat menjadi demokratis.
8) Bagaiman pembelajaran partisipasi politik?
Pembelajaran partisipasi politik pada intinya dapat diartikan sebagai upaya pendidik dalam mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan, dan dan penilaian program. Partisipasi dalam tahap perencanaan yaitu peserta didik dilibatkan dalam kegiatan tersebut, sedangkan partisipasi dalam pelaksanaan program yaitu keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim kondusif belajar. Partisipasi dalam penilaian program yaitu keterlibatan peserta didik dalam penilaian pembelajarn itu sendiri.
Selain itu pembelajaran partisipasi politik dengan cara bermain peran, dengan cara peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga peserta didik dapat mengeksplorasikan perasaan, sikap, nilai, dan mencba berbagai strategi pemecahan masalah. Sebagai sebuah model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan social. Dengan demikian peserta didik telah diajarkan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
9) Mengapa perlu paradikma PKN?
Pelunya paradigma PKN dikarenakan paradigma PKN merupakan wahana sistemik pendidikan demokrasi. Selain itu dalam paradigma PKN terkandung warga Negara demokratis serta pembelajarn untuk warga yang demokratis, didalam kandungan keduanya terdapat visi dan misi serta strategi yang ketiganya mengacu pada demokrasi. Dalam susunan sitematik demokrasi itu sendiri mengarah pada pembelajaran demokrasi. Yang mana pembelajaran tersebut mengarah pada masyarakat demokratis yang dimaksudkan dalam paradigma PKN itu sendiri. Kandungan dalam visi dan misi paradigma itu sendiri masuk pada pembelajaran yang menuju tujuan demokrasi.
10) Bagaimana design pembelajaran PKN?
Dalam design pembelajaran PKN pembelajaran yang dianggap dapat menjadikan efektif yaitu:
a. Pembelajaran Keterampilan Pemecahan Masalah Sosial (Social Problem Solving)
Dalam kehidupan bermasyarakat individu merupakan “aktor sosial” (social actor). Salah satu kemampuan yang dituntut untuk menjadi seorang aktor sosial yang baik adalah mengambil keputusan secara nalar atau well informed and reasoned decision making (Banks, 1978). Kemampuan tersebut akan tercermin melalui proses pembelajaran yang memungkinkan individu terlibat dalam berbagai bentuk kegiatan pemecahan masalah sosial baik secara individual maupun kolektif.
Oleh karena itu perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah sosial. Dengan strategi itu pembelajaran diskenariokan untuk melibatkan peserta didik dalam praktek pemecahan masalah sosial, khususnya yang berkenaan dengan berbagai aspek kebijakan publik secara kolektif. Sebagai contoh selanjutnya akan dipaparkan strategi pembelajaran keterampilan pemecahan masalah sosial yang terkait pada status, peran, dan tanggung jawab warga negara dalam konteks kebijakan publik.
Contoh ini dipilih karena masalah kebijakan publik merupakan isu sosial yang bersifat generik yang dapat didekati secara interdisipliner. Oleh karena itu kerangka konseptual model ini dapat digunakan dalam pembelajaran untuk berbagai disiplin ilmu-ilmu soaial seperti geografi sosial, sejarah, hukum, administrasi negara, politik, ekonomi, antropologi, sosiologi, dan kriminologi.
Aktor sosial mampu mengambil keputusan secara bernalar.
Keterampilan Pemecahan Masalah
1. Kerangka Pikir
Pembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu wahana pendidikan demokrasi. Dalam konteks wacana internasional di Indonesia pembelajaran itu masih termasuk ke dalam paradigma knowing democracy yakni pembelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan pengetahuan demokrasi. Di negara lain seperti USA, New Zealand, sudah berada pada paradigma building democracy yakni pembelajaran yang menitik beratkan pada penyiapan warga negara agar komit terhadap penerapan dan pengembangan demokrasi. Untuk mencapai paradigma yang kedua itu perlu melalui paradigma doing democracy.
2. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran
a. Kompetensi:
Model ini sangat potensial untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan “mengambil keputusan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan publik secara nalar (kritis, kreatif, antisipatif) dan bertanggungjawab (semata-mata untuk kepentingan publik-pro bono publico), secara demokratis”.
b. Tujuan Pembelajaran:
Melalui model ini siswa diharapkan:
Kemampuan mengambil keputusan secara bernalar, bertanggungjawab dan demokrat
o Peka;
o Tanggap;
o Mampu memecahkan, masalah
o Mampu mengambil keputusan secara kolektif;
Adapula Pembelajaran PPKn melalui pendekatan andragogi. Seperti:
a) Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pengungkapan
kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, menyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermakna. Peranan pelatih lebih sebagai fasilitator.
.Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Supervisi Akademik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pengawas satuan pendidikan. Kompetensi ini berkenaan dengan kemampuan pengawas dalam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah/satuan pendidikan. Secara spesifik pengawas satuan pendidikan harus memiliki kemampuan untuk membantu guru dalam memahami dan mengembangkan substansi tiap mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Menurut Malik Fajar (2004: 4) sejak tahun 1994, pembelajaran PKn menghadapi berbagai kendala dan keterbatasan. Kendala dan keterbatasan tersebut adalah: (1) masukan instrumental (instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kualitas guru serta keterbatasan fasilitas dan sumber belajar, dan (2) masukan lingkungan (instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kondisi dan situasi kehidupan politik negara yang kurang demokratis. Beberapa petunjuk empiris menyangkut permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut. Pertama, proses pembelajaran dan penilaian dalam IPS lebih menekankan pada aspek instruksional yang sangat terbatas, yaitu pada penguasaan materi (content mastery). Dengan kata lain lebih menekankan pada dimensi kognitifnya sehingga telah mengabaikan sisi lain yang penting, yaitu pembentukan watak dan karakter yang sesungguhnya menjadi fungsi dan tujuan utama PKN. Kedua, pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk berkembangnya pengalaman belajar siswa yang dapat menjadi landasan untuk berkembangnya kemampuan intelektual siswa
Menurut Malik Fajar (2004: 6-8) bahwa PKn sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab, PKn memiliki peranan yang amat penting. Mengingat banyak permasalahan mengenai pelaksanaan PKn sampai saat ini, maka arah baru PKn perlu segera dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk standar nasional, standar materi serta model-model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai arah baru yaitu:
Pertama, PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin ilmu yang relevan, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya, yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai, dan perilaku demokrasi warganegara. Kemampuan dasar terkait dengan kemampuan intelektual, sosial (berpikir,bersikap, bertindak, serta berpartisipasi dalam hidup bermasyarakat). Substansi pendidikan (cita-cita, nilai, dan konsep demokrasi) dijadikan materi kurikulum PKn yang bersumber pada pilar- pilar demokrasi konstitusional Indonesia.
Kedua, PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik. Pembangunan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warga negara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan (civic intelligence), tanggungjawab (civic responsibility), dan partisipasi (civic participation) warga negara sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
Ketiga, PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan pertisipatif dengan menekankan pada pelatihan penggunaan logika dan penalaran. Untuk memfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan belajar interaktif yang dikemas dalam berbagai bentuk paket seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari lingkungan masyarakat sebagai pengalaman langsung. Di samping itu upaya peningkatan kualifikasi dan mutu guru PKn perlu dilakukan secara sistematis agar terjadinya kesinambungan antara pendidikan guru melalui LPTK,
Keempat, kelas PKn sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman, sikap, dan perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui ”mengajar demokrasi” (teaching democraty), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup berdemokrasi (doing democray). Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kendali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa sehingga dapat lebih berhasil di masa depan. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang lebih berbasis kelas.
11) Berilah contoh permasalahan pada PKN dan seesuaikan dengan materi minimal 4 permasalahan!
a) Suatu ketika seorang warga memiliki pohon managga yang sedang berbuah lebat sehingga pohon tersebut tidak kuat untu menahaninya dan pohon tersebut mengarah pada pekarangan tetangga. Tetangga yang memiliki pekarangan merasa terganggu dengan adanya pohon mangga yang sampai pada pekarangannya. Jika menurut hokum tetangga tersebut sah-sah saja untuk memotong. Namun, disisi lain ternyata istri pemilik mangga sedang ngidam mangganya tersebut. Permasalahan ini mangacu pada materi HAM
b) Dalam suatu pertemuan terdapat perbedaan pendapat, akan tetapi perbedaan tersebut dapat diatasi dengan cara ditengahi. Setiap individu memiliki hak untuk berpendapat dan hak untuk dihormati, hal tersebut mengacu pada system demokrasi
c) Suatu ketika kenaikan kelas disekolah menengah 3, setiap kelas diadakan sebuah pemilihan ketua kelas, masing-masing kelompok memiliki delegasi dua orang untuk dijadikan calon ketua kelas dan wakilnya. Akan tetapi setiap kelompok menginginkan masing-masing delegasinya jadi. Pada saat inilah diambil jalan votting untuk memilih dengan baik. Namun, dari masing-masing pihak tetap saja memginginkan calon yang mereka ajukan. Dalam hal ini mengacu pada demokrasi
d) Suatu ketika sebuah kabupaten mengadakan pergantian bupati dan wakilnya, setiap masyarakat memiliki hak untuk memilih. Suatu ketika pada hari pemilihan ada salah seorang warga tidak berangkat untuk memilih siapa yang akan jadi pemimpinnya. Tetangganyapun bertanya padanya mengapa ia tidak hadir dalam pemilihan tersebut, seorang warga tersebut mengatakan bahwa ia memiliki hak untuk tidak memilih. Dalam hal ini seorang warga tersebut telah menerapkan materi tentang partisipasi social yang apatis
e) Dalam berdagang pak tono selalu mengambil keuntungan sebanding dengan harga barang yang ia ambil. Jika ada seorang pembeli yang menawar selau saja ia mengutarakan banyak alasan, sampai-sampai ia membohongi sang pembeli. Dalam hal ini pak tono telah menerapkan tentang politik

MATERI DAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN PARTISIPASI POLITIK

I. PENDAHULUAN

Dalam sebuah Negara akan ada sebuah system politik. Dimana politik tersebut sebagai jembatan dalam system pemerintahan. Kehidupan bermasyarakat takkan lepas dari politik yang mengatur tata Negara tersebut. Politik sendiri bermula dari disiplin ilmu atau ilmu pengetahuan sosial. Yang mana dalam ilmu tersebut terkandung beberapa macam cabang ilmu yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Selain itu tuajuan adanya disiplin ilmu sendiri adalah mempersiapkan dan melaksakan proses pembudayaan masyarakat yang demokratis. Maka dari itu disiplin ilmu atau lebih seringnya disebut ilmu sosial dimasukkan dalam sisitem pendidikan, yang mana system pendidikan memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan disiplin ilmu itu. Karna mengingat bahwa demokrasi bukan hanya mengandung unsure knowledge dan skill melainkan disposition dan character (watak) yang membutuhkan proses dan juga waktu.

II. RUMUSAN MASALAH

Dalam pembahasan kali ini, ada beberapa rumusan yang akan kita bahas antara lain:
a. Definisi politik
b. Pengertian partisipasi politik
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik Masyarakat
d. Pembelajaran partisipasi
e. Pembelajaran ketrmpilan partisipasi politik

III. PEMBAHASAN

A. DEFINISI POLITIK

Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
Sedangkan menurut para ahli politik, antara lain:
1. Johan Kaspar Bluntschli dalam buku The Teory of the State : “Ilmu Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.” (The science which is concerned with the state, which endeavor to understand and comprehend the state in its conditions, in its essentials nature, in various forms or manifestations its development).
2. Roger F. Soltau dalam bukunya Introduction to Politics: “Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan warganegaranya serta dengan negara-negara lain.” (Political science is the study of the state, its aims and purposes … the institutions by which these are going to be realized, its relations with its individual members, and other states …)
3. J. Barents dalam bukunya Ilmu Politika: “Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara … yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu dalam melaksanakan tugas-tugasnya.”

B. PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK

Partisipasi politik secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini mengacu pada pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Keikutsertaan warga dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga mendukung keputusan atau kebijakan yang telah digariskan oleh para pemimpinnya, karena kalau ini yang terjadi maka istilah yang tepat adalah mobilisasi politik. Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
Konsep partisipasi politik ini menjadi sangat penting dalam arus pemikiran deliberative democracy atau demokrasi musawarah. Pemikiran demokrasi musyawarah muncul antara lain terdorong oleh tingginya tingkat apatisme politik di Barat yang terlihat dengan rendahnya tingkat pemilih (hanya berkisar 50 - 60 %). Besarnya kelompok yang tidak puas atau tidak merasa perlu terlibat dalam proses politik perwakilan menghawatirkan banyak pemikir Barat yang lalu datang dengan konsep deliberative democracy.
Di Indonesia saat ini penggunaan kata partisipasi (politik) lebih sering mengacu pada dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh para pemimpin politik dan pemerintahan. Misalnya ungkapan pemimpin "Saya mengharapkan partispasi masyarakat untuk menghemat BBM dengan membatasi penggunaan listrik di rumah masihng-masing".
Mengacu pendapat Budiardjo (2003), Huntington dan Nelson (2001), pengertian partisipasi politik mencakup:
a) Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tindakan politik.
b) Dilakukan oleh warganegara biasa dan bukan oleh pejabat pemerintah.
c) Dimaksudkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah
d) Semua kegiatan untuk mempengaruhi pemerintah terlepas tindakan itu efektif atau tidak, dan berhasil atau gagal
e) Dilakukan secara langsung oleh pelakunya sendiri maupun secara tidak langsung melalui perantara.
Milbrarth dan Goel (1997) membedakan partisipasi politik menjadi empat kategori, yaitu
1. Apatis
Artinya orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik
2. Spectator
Artinya orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam pemilihan umum
3. Gladiator
Yakni mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, seperti aktivis partai, pekerja kampanye, dan aktivis masyarakat
4. Pengritik
Yaitu partisipasi dalam bentuk non-konvensional.
Partisipasi politik dalam Pkn merupakan salah satu kemampuan yang dianjurkan dalam pembelajarannya, dalam rangka mencapai tujuannya. Yakni memberdayakan segala potensi dan kemampuan siswa baik pengetahuan maupun ketrmpilan serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat. Secara harfiah, partisipasi politik berarti keikutsertaan dalam proses keikutsertaan pengambilan keputusan politik.
Ada juga beberapa pendapat bahwa partisipasi politik itu:
• Dari Wikipedia, partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanan keputusan.
• Dari Wikipedia (2), partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalm kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah.
• Menurut Samuel P. Hontington dan Joan Nelson dalam bukunya Partisipasi Politik di Negara Berkembang, 1994 : 6, partisipasi politik adalah kegiatan warga (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi keputusan oleh pemerintah.
• Menurut Michael Rush dan Phillip Althoff dalam bukunya Pengantar Sosiologi dan Politik, 1993 : 23, partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.
• Menurut Ramlan Surbekti dalam bukunya Memahami Ilmu Politik, 1984 : 140 bahwa partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi kehidupannya.
Berdasarkan 5 definisi partisipasi politik di atas, maka penyusun dapat menarik satu definisi tentang partisipasi politik, yaitu keterlibatan warga negara dalam membuat keputusan, melaksanakan keputusan, mempengaruhi proses pengambilan keputusan, mempengaruhi kebijakan pemerintah termasuk yang berkaitan dengan keterlibatan aktif maupun keterlibatan pasif setiap individu dalam hierarki sistem politik.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa partisipasi mengacu pada pemerintahan yang demokratis. Bahwasannya pemerintahan dari rakyat untuk rakyat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT

1. Faktor Sosial Ekonomi
2. Faktor Politik.
Faktor Politik meliputi:
• Komunikasi Politik
• Kesadaran Politik
• Pengetahuan Masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan
• Kontrol Masyarakat terhadap kebijakan publik

D. PEMBELAJARAN PARTISIPASI

Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program.
Partisipasi pada tahap perencanaan adalah keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.
Partisipasi dalam tahap pelaksanaan program kegiatan pembelajaran adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling membantu dan saling belajar.
Partisipasi dalam tahap penilaian program pembelajaran adalah keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran.
Berdasarkan pada pengertian pembelajaran partisipatif yaitu upaya untuk mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran, maka ciri-ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipatif adalah :
a. Pendidik menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui terhadap semua bahan ajar.
b. Pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
d. Pendidik menempatkan dirinya sebagai peserta didik.
e. Pendidik bersama peserta didik saling belajar.
f. Pendidik membantu peserta didik untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif.
g. Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran kelompok.
h. Pendidik mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat berprestasi.
i. Pendidik mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan permasalahan.

E. PEMBELAJARAN KETRAMPILAN PARTISIPASI POLITIK

Dalam pembelajaran partisipasi politi banyak model pembelajaran diantaranya:
a. Abstrak
Melalui bermain peran (role playing), para peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, daan berbagai strategi pemecahan masalah. Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan social. Dari dimensi pribadi model ini berusaha membantu peserta didik menemukan makna dari lingkungan social yang bermanfaat bagi dirinya. Juga melalui model ini para peserta didik diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok social yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi social, model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi social, terutama masalah yang menyangkut hubungan antar pribadi peserta didik. Pemecahan masalah dilakukan secara demokratis. Dengan demikian melalui model ini peserta didik juga dilatih untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis.
Pembelajaran partisipatif merupakan fenomena yang sedang tumbuh dalam pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Setiap jenis pembelajaran menggunakan metode dan teknik yang disesuaikan dengan factor-faktor yang ada disekelilingnya. Agar pembelajaran partisipatif berjalan efisien dan efektif mencapai sasarannya, maka diperlukan metode dan teknik-teknik pembelajaran partisipatif.
b. Budaya politik
Pengertian Budaya Politik Menurut Para AhliTerdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik.
a. Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
Yang mana pembelajaran mengacu pada pembiasaan politik dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan masing-masing. Yng mana didalamnya terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai kemasyarakatan yang berhubungan dengan politik

F. KESIMPULAN

Bahwasannya partisipasi politik merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam konteks politik. Dalam partisipasi ini system pendidikan sangat berperan penting dalam menanamkan sikap partisipasi, seperti tujan Pkn, yaitu menanamkan sikap demokratis dan memberdayakan segala potensi dan kemampuan siswa baik pengetahuan maupun ketrmpilan serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat. Akan tetapi dalam pembelajaran ini guru harus dapat mengemas pembelajarang dengan menarik mungkin. Seperti halnya abstrak(bermain peran), dan juga menanamkan budaya politik dalam kehidupan sehari-hari mereka.

G. PENUTUP

Demikianlah makalah dari kelompok kami, kami yakin masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharap kritik dan saran agar dapat membangun kita untuk lebih maju. Meski demikian, semoga apa yang telah kita coba sampaiakan memberikan manfaat bagi kita semua. Amin…



DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung, Lab. Pendidikan Kewarganegaraan UI, 2003
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/21/pengertian-politik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_politikdian
http://bk-upy.com/partisipasi-politik-perilaku-kekerasan-dan-pendidikan-politik-di-indonesia/
http://turwahyudin.wordpress.com/2008/04/15/pengertian-partisipasi-politik/
http://www.idonbiu.com/2009/05/pembelajaran-partisipatif-konsep-dan.html
http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/03/model-bermain-peran-dalam-pembelajaran_29.html
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/10/BAB_I_BUDAYA_POLITIK_DI_INDONESIA
http://74.125.153.132/search?q=cache:Xkg-cpmg3wgj:pustakaonline.wordpress.com/2008/03/22/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-partisipasi-politik-masyarakat-dalam-pembangunan-desa/+faktor-faktor+yang+mempengaruhi+partisipasi+politik&cd=1&hl-id&ct=clnk&gl=id
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik Pengertian politik dari para ilmuwan:
http://seputarpolitik.blogspot.com/2009/08/pengertian-politik-dari-para-ilmuwan.html

Sebuah renungan bocah

Lambaian daun diujung sana
Selalu saja membangkitkan semangatku
Meski kian terasa jengah dengan semua yang ada
Enth, bagaimana mengatakan semua ini pada dunia
Sepertinya aku tak kuasa sebagai generasi bung karno
Sangat jauh perbedaan yang ada
Jika ditilik, beruntunglah aku
Tapi…..
Kuasa apa tubuh mungil yang hanya berbalut dosa ini

Aku ingin menundukan semua yang ada
Bahwa semua tak ada yang tak mungkin
Dunia….
Kumohon kau mau mendengar semua keluh kesahku
Seorang hamba yang hanya mengharap dan tak tahu kapan kan terwujud
Sebuah harapan yang memang tidak dapat dipastikan
Namun, kukan selalu berusaha
Demi Negeriku yang tercinta

Tuhan pasti adil
Takkan ada yang kan menghalangi niat baik
Kecuali gelut batin ini sendiri
Berhari-hari kucoba keluar
Hanya tuk menggeluti batin
Akan tetapi semua itu nihil
Karna batin kan kalah dengan hati yang dapat diatur

El-rachma ‘08

Tempat pensil aqua bekas

JUDUL
"Tempat pensil aqua bekas"

I. LATAR BELAKANG
Perkembangan tehnologi saat ini menunjukan bahwa kecepatan dan kemudahan menjadi pertimbangan sebuah system usaha. Diharapkan efektifitas dan efesiensi rangkaian proses usaha berlangsung cepat dengan system tersebut, dan diterima dikalangan masyarakat. Contoh kecil usaha konsultan yang juga menerapkan system tersebut. Bahkan saat ini banyak usaha sejajar dengan konsultan menggunakan serangkaian media informasi blok. Arus global merupakan dasar sebuah tuntutan wirausaha dengan menyampingkan system informasi dalam usahanya.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan jika seorang wirausaha mengenalkan sebuah produk dengan terjun langsung kelapangan. Sistem informasi hanya kecepatan dan kemudahan yang dikedepankan, bukan keramahan pada calon konsumen. Lain halnya dengan promosi langsung terjun kelapangan. Meslipun begitu, dalam kehidupan masyarakat maju banyak dari kalangan mereka yang belum mengenal system informasi.dengan demikian mahasisiwa mencoba menciptakan sebuah usaha yang lahir dari sesuatu yang diabaikan dan mencoba untuk mengenalkan langsung pada konsumen.

II. DASAR TEORI
Dalam kehidupan masyarakat yang semakin maju, tentu banyak persaingan dalam potensi maupun dalam provesi. Secara umum manusia memiliki usaha untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam persaingan masyarakat tentunya sangat ketat, apalagi era globalisasi, banyak wirausaha yang bersaing dalam produksi untuk dipasarkan.
Bergulirnya, masyarakat yang maju, tentunya pemikiran-pemikiran akan berkembang. Seiring dengan adanya pasar global, yang mana persaiangan semakin ketat, dan dimana orang bermain politik. Dengan saling menjatuhkan untuk mencari keuntungan. Adanya persaingan itu menumbuhkan perhatian kalangan yang peduli alur global, dengan adanya mall-mall yang megah.
Penciptaan sebuah produk baru dalam negri dan mengedepankan kwalitas adalah suatu harapan bangsa. Secara tidak langsung telah membantu mengurangi jumlah pengangguran yang kian meranah, dan juga telah mengikis produk neoliberalisme yang kian mengembang dalam negeri kita.
Mahasiswa berusaha menciptakan sebuah benda baru yang memiliki manfaat. Selain didasari kreatifitas, mahasiswa berupaya untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan mengubahnya menjadi sebuah benda baru.

A. ALAT-ALAT DAN BAHAN
Dalam pembuatan tempat pensil ini alat dan bahan yang perlu dipersiapkan sebagai berikut :
1. Dua buah bekas aqua gelas.
2. 1 buah kertas pelangi.
3. Koran bekas secukupnya.
4. 1 buah lem kertas.
5. cat warna.
6. 1 buah kuas.
7. 1 buah gunting.
8. plastik parcel
9. pita hias



B. LANGKAH KERJA
Adapun langkah dalam pembuatannya sebagai berikut:
1. siapkan semua alat dan bahan yang akan dibutuhkan.

2. ambil satu aqua gelas, lalu potonglah pada bagian tengahnya,buang bagian bawahnya, setelah itu gabungkan dengan aqua yang masih utuh.

3. setelah itu potonglah kertas karton atau asrturo sesuai dengan panjang dan lebar aqua tersebut.

4. setelah itu kertas karton dibubuhkan pada aqua yang telah digabungkan, gambarlah pola yang diinginkan.

5. kemudian, hancurkan Koran bekas dengan air. Setelah hancur aduk lem kertas dengan Koran yang telah dihancurkan. Kemudian tempelkan adukan tersebut diatas pola yang telah dibuat.

6. kemudian dikeringkan, setelah kering warnai tempelan Koran dengan cat warna supaya tampak indah.

7. tutuplah bagian bawah aqua dengan kertas cartoon.

8. bagian bibir aqua diplipit dengan kertas hias.

9. setelah itu gabungkan kembali.

10. jika seluruh bagian telah tertutupi, bungkuslah agar terlihat rapi dan indah.

III. LANGKAH – LANGKAH PEMBUNGKUSAN:
1. ukurlah plastik dengan panjang dan lebar benda.


2. bungkus benda serapi mungkin.


3. setelah itu tambahkan pita hias agar tampak indah.




IV. PENUTUP
Demikianlah langkah – langkah dalam pembuatan tempat pensil dari aqua bekas. Sebuah kesederhanaan, namun membutuhkan keuletan dan ketelatenan dalam pewujudannya.

KARAKTERISTIK IPS

I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan orang lain. Dalam ilmu kewarganegaraan telah disinggung bahwasannya ketidakmampuan manusia hidup sendiri dan manusia saling berkelopok sehingga dibentuk suatu masyarakat. Dalam masyarakat sendiri tak lepas dari hubungan sosial, bahkan dalam suatu pendidikan telah ada sosial studies. Dimana para anak didik dibekali ilmu sosial untuk masa depannya dalam bermasyarakat.
Ilmu sosial yang tak lain adalah ilmu kemasyarakatan selalu bersifat teknis yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni. Dalam arti lain pengetahuan itu harus dapat dipakai untuk keperluan apa saja sehingga ia tidak bersifat etis atau tidak terkait pada dimensi politis. Objek penelaah ilmu-ilmu sosial relative kompleks. Sebagai obyek observasi, perilaku masyarakat dan individu tidak dapat begitu saja diprediksi. Maka dari itu, banyak para ahli mengatakan bahwa ilmu sosial tidak dapat menjadi ilmu yang sepenuhnya seperti ilmu alam yang selalu bertambah pesat. Karena ilmu-ilmu sosial mempelajari tentang tigkah laku manusia yang sangat sulit untuk diseragamkan.

II. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan kali ini ada beberapa rumusan masalah yang akan kita ungkap bersama, diantaranya:
1. Pengertian pendidikan IPS
2. Hakekat pendidikan IPS
3. Karakteristik pendidikan IPS

III. PEMBAHASAN
Dalam sebuah ilmu tak akan dapat dipisahkan sebuah pengertian yang mengantarkan seseorang pada gerbang pemahaman. Jika kita dengar sekilas ilmu sosial adalah ilmu yang sangat kental dengan manusia, masyarakat dan juga tatanan negara. Maka, dalam pembahasan kali ini kita sampaikan.
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN IPS
Istilah ilmu pengetahuan sosial disingkat IPS seringkali saling bertukar makna dengan istilah pendidikan IPS. Jika kita dengar sekilas, kedua istilah tersebut memang belum dipahami oleh semua civitas academia, dikarenakan terbatasnya literature yang menjelaskan kedua istilah itu. Selain iti kemungkinan lain karena kurangnya forum yang membahas kedua istilah tersebut. Dalam pembahasan kali ini kit acoba mengungkap tentang pengertian IPS.
Pengertian IPS diIndonesia mulai sejak tahun 1970-an sebagai hasil komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasinal dalam kurikulum1975. dalam kurikulum pendidikan nasional IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah. Pelajaran IPS merupakan integrasi dari beberapa pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi, serta pelajaran lainnya yang berisikan tentang ilmu sosial.
Dapat dikatakan bahwa ilmu IPS lahir dari agama yang melahirkan filsafat, kemudian filsafat terbagi menjadi tiga bagian yaitu ilmu alam, ilmu social, humanis (humaniora), ketiganya mengarah pada studi social (social studies).

Istilah IPS merupakan istilah yang sejajar dengan istilah IPA. Menurut Prof. Nu’man Sumantri, istilah ini adalah penegasan dan akibat dari istilah IPS-IPA saja agar dapat dibedakan dengan pendidikan pada tingkat Universitas. Selain itu istilah IPS belum dikenal baik sebagai sub disipin ilmu. Maka, dalam pustaka lain yag diunakan yaitu social studies, social education, studies education, dll. Istilah-istilah tersebut digunakan menunjuk pada sistem lingkungan yang baik alam maupun manusia dan bagaiman sistem itu berinteraksi dalam keidupan yang beragam.sedangkan dalam pengertian ilmu ips sendiri yaitu sesuai dengan sebutannya sebagai ilmu, tekanannya pada keilmuan yang berkenaan dengan masyarakat atau kehidupan sosial. Berbicara tentang ilmu sosial berkenaan dengan norma, yang mana ilmu sosial adalah semua bidang yang berkenaan dengan kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Seperti halnya yang kita jumpai pada sekitar seperti alam, bahwasannya manusia dalam kehidupannya meliputi aspek-aspek yang cukup luas. Diantaranya:
a) Aspek antarhubungan manusia dalam kelompok
b) Aspek kejiwaan
c) Aspek kebutuhan materi
d) Aspek norma, peraturan dan hukum
e) Aspek pemerintahan dan Negara
f) Aspek kebudayaan
g) Aspek kesejahteraan
h) Aspek komunikasi
i) Aspek kebijaksanaan dan kesejahteraan sosial
j) Aspek manusia dengan hubungan alam, dll.
Peserta didik mampu memahami dan mengenali islah tersebut terlebih dapat menerapkan dalam kehidupan masyarakat. Istilah IPS dikenalkan sejak jenjang dasar, diharapkan dapat dikembangkan pada jenjang atas atau academia.
Dalam paham lain dikatakan pada modul awal bahwa pendidik IPS dasar tidak mengajarkan disiplin ilmu-ilmu sosial, melainkan mengajarkan esensi dalam ilmu untuk menjadi subjek didik menjadi warga Negara yang baik.

B. HAKEKAT PENDIDIKAN IPS
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
Membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Telah dituliskan bahwa pendidikan IPS itu sendiri memiliki tujuan yang kongkrit yaitu mencetak manusia yang pancasila dalam artian manusia yang memiliki jiwa pancasila, yang mana pancasila merupakan dasar Negara kita. Maka dari itu ilmu sosial tersebut mempelajari sifat manusia yang selalu dapat diperkirakan namun, sulit untuk diseragamkan. Selain demikian IPS merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang tatanan masyarakat dan juga yang ada dalam sekitar tatanan sosial.
Dengan pertimbangan semakin kompleksnya prmasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara maka diperkenalkan IPS pada tahun 1970-an sebagai displin ilmu. Selaku disiplin ilmu, Somantri (2001) memberikan devinisi sebagai pendidikan disiplin ilmu sebagai berikut:
Pendidikan disiplin imu adalah suatu batang tubuh disiplin ilmu yang menyeleksi konsep , generalisasi dan teori dari struktur disipin ilmu universitas dan disiplin ilmu pendidikan yang diorganisasikan dan disajikan ilmiah untuk tujuan pendidikan.
Sebagai disiplin ilmu sudah seyogyanya ilmu pengetahuan sosial memiliki sebuah landasan, landasan IPS sebagai disiplin ilmu meliputi: landasan Filosofis, Ideologis, Sosilogis, Antropologis, Kemanusiaan, Politis, Psikologis, dan Religius.
Landasan Filosofis, memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan apa obyek kajian atau kajian pokok IPS sebagai disiplin ilmu,
Landasan Ideologis, memberikan gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan.
Landasan Sosilogis, memberikan gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan kedepan.
Landasan Antropologis, memberikan gagasan mendasar pola, sistem dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola.
Landasan kemanusiaan, memberikan gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran pendidikan.
Landasan Politis, memberikan gagasan-gagasan mendasar untuk menentukanarah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari IPS.
Landasan Psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan cara-cara membangun struktur tubuh disiplin pengetahuan yang baik.
Landasan Religius, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa yang melandasi keseluruhan bangunan IPS.

C. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
1. Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi.
c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e) Sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
Dari lima pokok materi diatas telah mencakup semua yang ada pada sekitar kita. Dalam kelima point tersebut juga telah mencakup semua aspek sosial juga perkembangan ilmu sosial yang mempelajari aspek kehidupan manusia yang selalu berubah-ubah. Tak hanya demikian, dalam pembelajaran IPS juga meliputii geografis yang menjadi kediaman masyarakat itu sendiri.

2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).
Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode keserasian bersekolah, artinya anak sudah matang untuk besekolah. Adapun kriteria keserhasilan bersekolah adalah sebagai berikut.
1) Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
2) Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
3) Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang luas dan tersebar di sekitar lingkungnnya.
b. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
c. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat
d. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang seringkali kurang penting / bermakna
e. Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Dan juga dapat dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b) Suka memuji diri sendiri
c) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
d) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
e) Suka meremehkan orang lain
2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
Berbicara tentang karakteristik IPS, ada yang mengatakan bahwasannnya karakteristik IPS meliputi:
1. Rasional
Manusia sebagai makluk sosial kemudian dihadapkan pada beberapa disiplin ilmu sosial tentu saja dapat realisasi, relevansi, dan fungsi yang signifikan. Dimensi ruang dengan segala fenomenanya sangat relevan menjadi obyek kajian Geografi.

2. Karakteristik mata pelajaran IPS
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan matapelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran IPS sendiri memiliki karakteristik antara lain seperti berikut:
IPS merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial antara lain: Sosiologi, Geografi, Ekonomi, dan Sejarah. Mata pelajaran IPS juga terdiri atas beberapa konsep, prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai mahluk sosial(homo socious).
Dalam penyampaian pembelajaran IPS ini, seorang guru harus pandai membawa anak didiknya dalam mencapai pemahaman. Dalam hal tersebut dapat diambil inisiatif menjadikan belajar menyenangkan seperti:
1. Dengan cara selingan permainan
2. Observasi
3. Melihat realita yang ada.
Dengan demikian anak akan merasa senang dan juga tertantang untuk lebih tahu jauh tentang materi IPS yang tak jauh dari kehidupannya.

IV. KESIMPULAN
Dalam pmbelajaran IPS ataupun pengenalan IPS telah sejak pendidikan dasar. Dikarenakan tujuan pendidikan IPS itu sendiri yaitu mencetak manusia pancasila, selain itu IPS sendiri merupakan disiplin ilmu yang memiliki beberapa landasan yang dapat mengantarkanya pada tujuan umumnya menjadikan manusia pancasila. Selain itu perhatian ilmu sosial sendiri mengarah pada kehidupan sehari-hari yang mengakibatkan para ilmuan mengatakan bahwa ilmu IPS tidak dapat dikatakan ilmu kongkrit seperti ilmu pengetahuan alam, sebab ilmu sosial itu sendiri mempelajari tentang tatanan dan sifat manusia yang selalu berubah dan sulit untuk diseragamkan.


V. PENUTUP
Demikianlah uraian yang dapat kita sampaikan dalam pertemuan yang semoga membawa berkah. Amien… atas kekurangan yang kami miiki kami mohon kritik saran yang dapat membangun kita untuk maju semua.



DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, Pendidikan IPS, Bandung: Lab. PKN UPI, 2008
Sardiyo, Materi Pokok Pendidikan IPS di-SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008
Sapriya, Konsep Dasar IPS, Bandung: UPI press, 2006
http://uangtabungan.blogspot.com/2009/10/makalah-konsep-pendidikan-ips-dan.html
http://silabus IPS. Html.