I. PENDAHULUAN
M. J. Langevel dalam bukunya “Beknopte Paedagoggiek” menjelaskan bahwa manusia itu adalah makhluk individual, social, etis. Individu adalah manusia, orang yang memiliki pribadi sendiri dan karakteristik sendiri. Al-qur’an menegaskan adanya perbedaan struktur dan setatus social, adanya perbedaan individual menunjukan pula adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, dituntut guru agar tahu kondisi dan metode yang tepat dalam belajar.
Kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan. Dalam menghadapi semua itu, manusia berupaya sekuat tenaga mengembangkan kualitas pendidikan. Salah satunya yaitu menyempurnakan kurikulum yang ada. Kualitas pendidikan yang tinggi sangat diperlukan guna menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka, demokratis, dan bersaing.
Selain itu, dalam menyikapi dinamika perkembangan global, pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik individu maupun bangsa yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Dalam menyikapi hal tersebut, kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan keberagaman kebutuhan peserta didik.
Maka, dari pada itu disusun kurikulum nasional pendidikan agama yang berbasis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang mencakup segenap kebutuhan peserta didik. Untuk itu peranan dan efektifitas pendidikan agama islam harus ditingkatkan
.
I. POKOK BAHASAN
Dalam pembahasan kali ini ada beberapa pokok bahasan yang akan kita bahas,diantaranya:
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Isi surat yang bersangkutan
3. Problematika yang dihadapi dari proses pembelajaran tersebut
4. Strategi pembelajaran
II. PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Dalam pembelajaran qur’an dan hadits terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana dengan misi pendidikan dalam peningakatan mutu, diantaranya:
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menghafal surah pendek secara benar dan fasih
2. Memahami lafal dan arti hadits tentang amal saleh 1. 1 Membaca dan menyalin surah al- Bayyinah dengan baik, benar, dan fasih
1. 2 Menghafal surah al-Bayyinah dengan baik, benar, dan fasih
1. 1 Menerjemahkan hadis tentang amal saleh
1. 2 Menjelaskan isi kandungan hadis tentang amal saleh secara sederhana
1. 3 Menerapkan isi kandungan hadis tentang amal saleh kaitannya dengan berakhlak dengan sesame
B. Isi sirat yang bersangkutan
1. Surat Al-Bayyinah
• • • •
Artinya:
1.Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
3. Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus[1594].
4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Pokok-pokok isi surah al-Bayyinah
Dalam surah al-bayyinah dituliskan bahwa para orang kafir berjanji tidak akan meninggalkan agama mereka kecuali datang bukti nyata kebenaran kepada mereka. Yaitu, bukti datangnya rosulullah dengan kitab yang ia ajarkan. Dan dijelaskan pula bahwa jahannamlah orang-orang kafir tersebut. Dan syurgalah bagi orang-orang mikmin (orang-orang yang beriman)
2. Hadis amal saleh
عن ابى ھريرة رضي الله عنه ان رسولوالله صلى الله عليه وسلم قا ل اذاما ت ا بن ا دام انطع عمله الامن ثلاثة : صدقةاوعمل ينتفع به اوولدصالحةيدعوله (رواه مسلم)
Artinya: dari abu hurairah r. a berkata: rosulullah saw. Bersabda: “apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali tiga (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang mendoakan kepadanya.” (h. r. muslim)
Pokok-pokok Hadis amal saleh
Dijelaskan bahwa orang yang telah meninggal akan terputus semuanya. Kecuali, amalnya, sedekahnya, dan anaknya yang mendo’akannya. Maksudnya, semua yang ia lakukan ketika telah meninggal tidak akan ada gunanya kecuali apa yang telah ia kerjakan semasa hidup
C. Problematika yang dihadapi dari proses pembelajaran
Dalam pembelajaran ini banyak terdapat kendala seperti:
1. Karakter yang berbeda
2. Latar belakang keluarga yang berbeda
3. Kemampuan anak yang berbeda dalam mengikuti proses belajar mengajar
4. Kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh pendidik
5. Kurangnya profesionalitas pendidik dalam penyaluran materi
6. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung
meski demikian tidak menutup kemungkinan mengajarkan pelajaran qur’an hadis sangat sulit atau selalu menjadi sebuah problema. Namun, semua itu dapat kita atasi dengan mudah. Seperti halnya sebelum mengajar kita harus mengetahui langkah apa saja yang akan kita ambil. Contoh kecil metode mengajar. Dalam metode ini terdapat prinsip-prinsip.
Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan metode mengajar Al-qur’an Hadits adalah :
1. Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.
2. Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan pendidikan.
3. Mengetahui tahap kematangan, perkembangan serta perubahan anak didik
4. Mengetahui perbedaan-perbedaan individu didalam anak didik.
5. Memperhatikan kepahaman dan hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan kelanjutannya, pembaharuan dan kebebasan berfikir
6. Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.
7. Menegakkan “ Aswah Hasanah”.
Ada juga yang berpendapat bahwa prinsip-prinsip metode mengajar ada 5 yaitu :4
a Prinsip motivasi dan tujuan belajar
b Prinsip tarap kematangan dan perbedaan individual
c Prinsip peluang pengalaman praktis
d Prinsip integragrasi pemahaman dan pengalaman
e Prinsip proses belajar mengajar fungsional dan menggembirakan
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip metode mengajar tidak brdiri sendiri melainkan saling berhubungan satu sama lain.
D. Strategi pembelajaran
Dalam penyampaian mata pelajaran ini hendaknya pendidik dapat menyeting kelas menjadi menyenangkan. Sebelum menyeting kelas dengan strategi yang akan digunakan, pendidik harus mempertimbangkan apa yang terdapat dalam strategi tersebut. Seperti halnya pendidik harus memperhatikan prinsip-prinsip metode tersebut meliputi:
a. Motivasi
Seorang pelajar harus menimbulkan motivasi anak menurut crider, motivasi adalah sebagai hasrat, keinginan dan minat yang timbul dari seseorang dan lansung ditunjukan kepada suatu objek.
Sedangkan menurut S. Nasution motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Selanjutnya menurut W.H. Burton membedakan dua jenis motivasi yaitu motivasi instrinsic dan extrinsic.
b. Aktivitas
Kalau ditinjau dari ilmu jiwa anak, maka anak yang normal selalu bertindak dengan tingkatan perkembangan umur mereka. Ia mengadakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganya atau adanya aksi dari lingkungan maka ia melakukan kegiatan atau aktivitas.
c. Minat dan Perhatian
Menurut Crow and Crow minat diartikan sebagai pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada aktivitas-aktivitas tertentu.
Dalam mengajarkan bidang studi Al-quran Hadits seorang guru harus menghubungkan materi Al-qur’an Hadits yang diajarkanya dengan pusat minat anak melalui observasi, asosiasi dan ekspressi.
D. Keperagaan
Pada sekolah tradisioanal murid-murid hanya mendengarkan ucapan guru, mengulang kembali dan menghafalnya. Sehingga mereka tidak tahu pengertian yang sebenarnya sehingga sering menimbulkan verbalisme, munculah seorang Tokoh J. Amos Comenius dengan bukunya “Didaktica Magma”, beliau menganjurkan pelajaran hendaklah menggunakan alat peraga yang cukup dalam metode mengajar agar mudah dalam mengajar dalam mengajar proses pembelajaran.
E. Individual
M. J. Langevel dalam bukunya “Beknopte Paedagoggiek” menjelaskan bahwa manusia itu adalah makhluk individual, social, etis. Individu adalah manusia, orang yang memiliki pribadi sendiri dan karakteristik sendiri.
Di tengah-tengah komunitas masing-masing memiliki perbedaan individual. Al-qur’an menegaskan adanya perbedaan struktur dan setatus social, adanya perbedaan individual menunjukan pula adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, dituntut guru agar tau kondisi dan metode yang tepat dalam belajar.
F. Pengulangan
Pengajaran memerlukan banyak mengulang, pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar. Syaibany menyatakan bahwa Al-qur’an banyak melakukan pengulangan maka yang dapat dijadikan dalil untuk memperkuat operlunya prinsip pengulangan dalam mengajar.
G. Ketauladanan
Sejak pase-pase awal kehidupan manusia banyak sekali belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang sekitarnya, khususnya dari orang tuanya. Al-qur’an telah memberikan contoh bagaimana manusia belajar lewat meniru kisah tentang Qabil yang dapat mengetahui bagaimana mengukburkan mayat saudaranya Habil yang telah dibunuhnya, diajar oleh Allah dari meniru seekor burung gagak yang menggali-gali tanah guna menguburkan bangkai seekor burung gagak lainnya. Kecendrungan manusia untuk meniru belajar lewat peniruan, menyebabkan ketauladanan menjadi sangat pentingnya dalam proses mengajar, Rosulullah adalah suri tauladan yang baik bagi umat islam.
H. Pembiasaan
Pembiasan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik. Kebiasaan adalah tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
Dengan demikian pendidik dapat menggunakan strategi sebagai berikut:
1. Kartu acak
2. Penjodohan kartu
3. Teka-teki silang
4. Pengisian acak
5. Diskusi
6. Bermain peran
III. KESIMPULAN
Metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar. Pengajaran Al-qur’an Hadits adalah kegiatan menyampaikan materi ilmu Al-qur’an Haditsdidalam proses pendidikan. Jadi metode mengajar Al-qur’an Hadits adalah memberikan tuntunan tentang jalan yang harus ditempuh didalam kegiatan menyampaikan materi ilmu Al-qur’an Hadits kepada anak didik.
Adapun prinsip-prinsip metode mengajar Al-qur’an Hadist banyak sekali pendapat dari para Tokoh pendidikan, dan dapat kami simpulkan bahwa prinsip metode mengajar adalah motivasi, kebutuhan, dan minat yang disesuaikan, adanya prinsip tujuan, kematangan, perbedaan individu, pembawaan anak, kemampuan anak.Semua prinsip-prinsip itu harus diperhatikan atau deiketahui oleh seorang guru dalam mengajar Al-qur’an Hadits maupun pelajaran yang lain.
IV. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami sadar pastilah jauh dari sempurna. Namun, kami harap semoga dapat memberi manfaat kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://mtsnu1.buntetpesantren.org/makalah-mata-pelajaran-al-quran-hadits/
Ahmad Lutfi, M. si, Pembelajaran Al-Qur’an dan hadits, Jakarta: departemen agama, 2009
Sunardi, alqur’an hadis untuk MI kelas VI, semarang: CV. Aneka Ilmu, 2009
http://www.scribd.com/doc/27041040/Makalah-Al-Qur-an-Hadits
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Penerbit Ciputat Pers Jakarta Tahun 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar