Senin, 16 Agustus 2010

MATERI DAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN PARTISIPASI POLITIK

I. PENDAHULUAN

Dalam sebuah Negara akan ada sebuah system politik. Dimana politik tersebut sebagai jembatan dalam system pemerintahan. Kehidupan bermasyarakat takkan lepas dari politik yang mengatur tata Negara tersebut. Politik sendiri bermula dari disiplin ilmu atau ilmu pengetahuan sosial. Yang mana dalam ilmu tersebut terkandung beberapa macam cabang ilmu yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Selain itu tuajuan adanya disiplin ilmu sendiri adalah mempersiapkan dan melaksakan proses pembudayaan masyarakat yang demokratis. Maka dari itu disiplin ilmu atau lebih seringnya disebut ilmu sosial dimasukkan dalam sisitem pendidikan, yang mana system pendidikan memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan disiplin ilmu itu. Karna mengingat bahwa demokrasi bukan hanya mengandung unsure knowledge dan skill melainkan disposition dan character (watak) yang membutuhkan proses dan juga waktu.

II. RUMUSAN MASALAH

Dalam pembahasan kali ini, ada beberapa rumusan yang akan kita bahas antara lain:
a. Definisi politik
b. Pengertian partisipasi politik
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik Masyarakat
d. Pembelajaran partisipasi
e. Pembelajaran ketrmpilan partisipasi politik

III. PEMBAHASAN

A. DEFINISI POLITIK

Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
Sedangkan menurut para ahli politik, antara lain:
1. Johan Kaspar Bluntschli dalam buku The Teory of the State : “Ilmu Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya.” (The science which is concerned with the state, which endeavor to understand and comprehend the state in its conditions, in its essentials nature, in various forms or manifestations its development).
2. Roger F. Soltau dalam bukunya Introduction to Politics: “Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan itu; hubungan antara negara dengan warganegaranya serta dengan negara-negara lain.” (Political science is the study of the state, its aims and purposes … the institutions by which these are going to be realized, its relations with its individual members, and other states …)
3. J. Barents dalam bukunya Ilmu Politika: “Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan negara … yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu dalam melaksanakan tugas-tugasnya.”

B. PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK

Partisipasi politik secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini mengacu pada pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Keikutsertaan warga dalam proses politik tidaklah hanya berarti warga mendukung keputusan atau kebijakan yang telah digariskan oleh para pemimpinnya, karena kalau ini yang terjadi maka istilah yang tepat adalah mobilisasi politik. Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan.
Konsep partisipasi politik ini menjadi sangat penting dalam arus pemikiran deliberative democracy atau demokrasi musawarah. Pemikiran demokrasi musyawarah muncul antara lain terdorong oleh tingginya tingkat apatisme politik di Barat yang terlihat dengan rendahnya tingkat pemilih (hanya berkisar 50 - 60 %). Besarnya kelompok yang tidak puas atau tidak merasa perlu terlibat dalam proses politik perwakilan menghawatirkan banyak pemikir Barat yang lalu datang dengan konsep deliberative democracy.
Di Indonesia saat ini penggunaan kata partisipasi (politik) lebih sering mengacu pada dukungan yang diberikan warga untuk pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat oleh para pemimpin politik dan pemerintahan. Misalnya ungkapan pemimpin "Saya mengharapkan partispasi masyarakat untuk menghemat BBM dengan membatasi penggunaan listrik di rumah masihng-masing".
Mengacu pendapat Budiardjo (2003), Huntington dan Nelson (2001), pengertian partisipasi politik mencakup:
a) Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tindakan politik.
b) Dilakukan oleh warganegara biasa dan bukan oleh pejabat pemerintah.
c) Dimaksudkan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah
d) Semua kegiatan untuk mempengaruhi pemerintah terlepas tindakan itu efektif atau tidak, dan berhasil atau gagal
e) Dilakukan secara langsung oleh pelakunya sendiri maupun secara tidak langsung melalui perantara.
Milbrarth dan Goel (1997) membedakan partisipasi politik menjadi empat kategori, yaitu
1. Apatis
Artinya orang yang tidak berpartisipasi dan menarik diri dari proses politik
2. Spectator
Artinya orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam pemilihan umum
3. Gladiator
Yakni mereka yang secara aktif terlibat dalam proses politik, seperti aktivis partai, pekerja kampanye, dan aktivis masyarakat
4. Pengritik
Yaitu partisipasi dalam bentuk non-konvensional.
Partisipasi politik dalam Pkn merupakan salah satu kemampuan yang dianjurkan dalam pembelajarannya, dalam rangka mencapai tujuannya. Yakni memberdayakan segala potensi dan kemampuan siswa baik pengetahuan maupun ketrmpilan serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat. Secara harfiah, partisipasi politik berarti keikutsertaan dalam proses keikutsertaan pengambilan keputusan politik.
Ada juga beberapa pendapat bahwa partisipasi politik itu:
• Dari Wikipedia, partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanan keputusan.
• Dari Wikipedia (2), partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalm kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah.
• Menurut Samuel P. Hontington dan Joan Nelson dalam bukunya Partisipasi Politik di Negara Berkembang, 1994 : 6, partisipasi politik adalah kegiatan warga (private citizen) yang bertujuan mempengaruhi keputusan oleh pemerintah.
• Menurut Michael Rush dan Phillip Althoff dalam bukunya Pengantar Sosiologi dan Politik, 1993 : 23, partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.
• Menurut Ramlan Surbekti dalam bukunya Memahami Ilmu Politik, 1984 : 140 bahwa partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi kehidupannya.
Berdasarkan 5 definisi partisipasi politik di atas, maka penyusun dapat menarik satu definisi tentang partisipasi politik, yaitu keterlibatan warga negara dalam membuat keputusan, melaksanakan keputusan, mempengaruhi proses pengambilan keputusan, mempengaruhi kebijakan pemerintah termasuk yang berkaitan dengan keterlibatan aktif maupun keterlibatan pasif setiap individu dalam hierarki sistem politik.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa partisipasi mengacu pada pemerintahan yang demokratis. Bahwasannya pemerintahan dari rakyat untuk rakyat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT

1. Faktor Sosial Ekonomi
2. Faktor Politik.
Faktor Politik meliputi:
• Komunikasi Politik
• Kesadaran Politik
• Pengetahuan Masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan
• Kontrol Masyarakat terhadap kebijakan publik

D. PEMBELAJARAN PARTISIPASI

Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yaitu dalam tahap perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program.
Partisipasi pada tahap perencanaan adalah keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.
Partisipasi dalam tahap pelaksanaan program kegiatan pembelajaran adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling membantu dan saling belajar.
Partisipasi dalam tahap penilaian program pembelajaran adalah keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran.
Berdasarkan pada pengertian pembelajaran partisipatif yaitu upaya untuk mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran, maka ciri-ciri dalam kegiatan pembelajaran partisipatif adalah :
a. Pendidik menempatkan diri pada kedudukan tidak serba mengetahui terhadap semua bahan ajar.
b. Pendidik memainkan peran untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Pendidik melakukan motivasi terhadap peserta didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
d. Pendidik menempatkan dirinya sebagai peserta didik.
e. Pendidik bersama peserta didik saling belajar.
f. Pendidik membantu peserta didik untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif.
g. Pendidik mengembangkan kegiatan pembelajaran kelompok.
h. Pendidik mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat berprestasi.
i. Pendidik mendorong peserta didik untuk berupaya memecahkan permasalahan.

E. PEMBELAJARAN KETRAMPILAN PARTISIPASI POLITIK

Dalam pembelajaran partisipasi politi banyak model pembelajaran diantaranya:
a. Abstrak
Melalui bermain peran (role playing), para peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, daan berbagai strategi pemecahan masalah. Sebagai suatu model pembelajaran, bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan social. Dari dimensi pribadi model ini berusaha membantu peserta didik menemukan makna dari lingkungan social yang bermanfaat bagi dirinya. Juga melalui model ini para peserta didik diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi yang sedang dihadapinya dengan bantuan kelompok social yang beranggotakan teman-teman sekelas. Dari dimensi social, model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dalam menganalisis situasi social, terutama masalah yang menyangkut hubungan antar pribadi peserta didik. Pemecahan masalah dilakukan secara demokratis. Dengan demikian melalui model ini peserta didik juga dilatih untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis.
Pembelajaran partisipatif merupakan fenomena yang sedang tumbuh dalam pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Setiap jenis pembelajaran menggunakan metode dan teknik yang disesuaikan dengan factor-faktor yang ada disekelilingnya. Agar pembelajaran partisipatif berjalan efisien dan efektif mencapai sasarannya, maka diperlukan metode dan teknik-teknik pembelajaran partisipatif.
b. Budaya politik
Pengertian Budaya Politik Menurut Para AhliTerdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik.
a. Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
b. Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.
c. Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
d. Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.
e. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.
Yang mana pembelajaran mengacu pada pembiasaan politik dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan masing-masing. Yng mana didalamnya terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi, dan nilai-nilai kemasyarakatan yang berhubungan dengan politik

F. KESIMPULAN

Bahwasannya partisipasi politik merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam konteks politik. Dalam partisipasi ini system pendidikan sangat berperan penting dalam menanamkan sikap partisipasi, seperti tujan Pkn, yaitu menanamkan sikap demokratis dan memberdayakan segala potensi dan kemampuan siswa baik pengetahuan maupun ketrmpilan serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan masyarakat. Akan tetapi dalam pembelajaran ini guru harus dapat mengemas pembelajarang dengan menarik mungkin. Seperti halnya abstrak(bermain peran), dan juga menanamkan budaya politik dalam kehidupan sehari-hari mereka.

G. PENUTUP

Demikianlah makalah dari kelompok kami, kami yakin masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharap kritik dan saran agar dapat membangun kita untuk lebih maju. Meski demikian, semoga apa yang telah kita coba sampaiakan memberikan manfaat bagi kita semua. Amin…



DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung, Lab. Pendidikan Kewarganegaraan UI, 2003
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/21/pengertian-politik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi_politikdian
http://bk-upy.com/partisipasi-politik-perilaku-kekerasan-dan-pendidikan-politik-di-indonesia/
http://turwahyudin.wordpress.com/2008/04/15/pengertian-partisipasi-politik/
http://www.idonbiu.com/2009/05/pembelajaran-partisipatif-konsep-dan.html
http://dahli-ahmad.blogspot.com/2009/03/model-bermain-peran-dalam-pembelajaran_29.html
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/10/BAB_I_BUDAYA_POLITIK_DI_INDONESIA
http://74.125.153.132/search?q=cache:Xkg-cpmg3wgj:pustakaonline.wordpress.com/2008/03/22/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-partisipasi-politik-masyarakat-dalam-pembangunan-desa/+faktor-faktor+yang+mempengaruhi+partisipasi+politik&cd=1&hl-id&ct=clnk&gl=id
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik Pengertian politik dari para ilmuwan:
http://seputarpolitik.blogspot.com/2009/08/pengertian-politik-dari-para-ilmuwan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar